Geoffrey Hinton dan John Hopfield, Pionir Pembelajaran Mesin Berbasis AI, Menangkan Nobel Fisika 2024

Pengumuman pemberian penghargaan Nobel Fisika 2024 disampaikan di Stockholm, Swedia, disiarkan secara virtual. (Ist)
Pengumuman pemberian penghargaan Nobel Fisika 2024 disampaikan di Stockholm, Swedia, disiarkan secara virtual. (Ist)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Geoffrey Hinton dan John Hopfield meraih penghargaan Hadiah Nobel bidang Fisika tahun 2024 dengan pengaruh besarnya dalam pengembangan AI modern.

Terinspirasi oleh cara kerja otak, keduanya membangun jaringan saraf tiruan (artificial neural networks) yang dapat menyimpan dan mengambil ingatan seperti otak manusia, serta belajar dari informasi yang dimasukkan ke dalamnya.

“Royal Swedish Academy of Sciences memutuskan menganugerahkan #NobelPrize di bidang Fisika tahun 2024 kepada John J. Hopfield dan Geoffrey E. Hinton ‘atas penemuan dan penemuan mendasar yang memungkinkan pembelajaran mesin dengan jaringan saraf tiruan,'” demikian cuitan The Nobel Prizes di akun X.

BACA JUGA:

Sudah puluhan tahu meneliti pembelajaran mesin

Hopfield, yang berusia 91 tahun, adalah profesor emeritus pada Princeton University, pencipta memory asosiatif yang dapat menyimpan dan merekonstruksi citra serta pola tipe lainnya dalam data.

Sementara Hinton yang berusia 76 adalah profesor emeritus di University of Toronto yang dijuluki “godfather”.

Namanya jadi kepala berita pada tahun lalu, setelah menyatakan hengkang dari Google, untuk bisa lebih bebas berbicara tentang “bahaya” dari tekologi yang dia rintis pengembangannya.

Penghargaan Nobel dalam bidang fisika telah diberikan 118 kali kepada 227 penerima dari tahun 1901 hingga 2024.

Dalam pengumuman penghargaan tersebut, panitia yang dipimpin oleh Hans Ellengren, mencatat bahwa pembelajaran mesin sangat penting untuk penelitian, termasuk penyortiran dan analisis sejumlah besar data.

Penemuan Geoffrey Hinton dan John Hopfield jadi landasan AI

Adapun penemuan Geoffrey Hinton dan John Hopfield kemudian membuka jalan bagi penerjemahan bahasa yang cepat dan akurat, sistem pengenalan wajah, dan AI generatif yang menopang chatbot seperti ChatGPT, Gemini, dan Claude.

Hopfield mendapat penghargaan karena membangun “memori asosiatif yang dapat menyimpan dan merekonstruksi gambar dan jenis pola lain dalam data”, sementara Hinton menemukan metode yang dapat “secara independen menemukan properti dalam data”, sebuah fitur penting dari jaringan saraf tiruan besar yang digunakan saat ini.

Pada 1982, Hopfield membangun sebuah jaringan saraf yang menyimpan gambar dan informasi lain sebagai pola, meniru cara penyimpanan memori di otak. Jaringan ini mampu mengingat gambar ketika diminta dengan pola yang sama.

Hinton kemudian mengembangkan penelitian Hopfield dengan memasukkan probabilitas ke dalam versi multilayer dari jaringan saraf, yang mengarah pada sebuah program yang dapat mengenali, mengklasifikasikan, dan bahkan menghasilkan gambar setelah diberi serangkaian gambar pelatihan.

Akui terkejut terima penghargaan nobel

Setelah acara penghargaan Nobel, Hinton berbicara kepada pers bahwa ia terkejut dengan apa yang ia dapatkan.

“Saya tercengang, saya tidak menyangka ini akan terjadi, saya sangat terkejut,” kata Hinton, ketika ditanya bagaimana perasaannya menjadi pemenang Nobel. Ia memastikan bahwa kemajuan dalam jaringan saraf artifisial akan memiliki pengaruh yang besar.

“Ini akan sebanding dengan revolusi industri. Pembelajaran mesin akan melampaui manusia dalam kemampuan intelektual,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*