MAGELANG, KalderaNews.com – Pemasangan Chattra di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah ditunda. Padahal memiliki makna yang sangat mendalam. Kenapa ya?
Chattra Borobudur rencananya akan diresmikan pada 18 September 2024 di stupa induk Candi Borobudur.
Juru Bicara Kemenag, Sunanto menyatakan, penundaan peresmian pemasangan Chattra Borobudur didasarkan hasil kajian teknis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
BACA JUGA:
- Sejarah Candi Borobudur, Banyak Nilai-Nilai Luhur Tersimpan di Sini
- Digitalisasi Candi Borobudur Masih Setengah Jalan
- Berapa Biaya Hidup Ngekos di Magelang untuk Mahasiswa? Coba Yuk Intip Rinciannya
Hasil kajian BRIN mengungkap bahwa kondisi batu penyusun Chattra sudah tidak utuh dan tidak memiliki pengait antar-batu.
“Maka memerlukan tahapan yang harus dikoordinasikan sesuai ketentuan yang berlaku,” ujar Sunanto.
Mengenal Chattra Borobudur
Chattra merupakan mahkota berbentuk payung atau pelindung yang dipasang di puncak stupa.
Kata Chattra berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti payung.
Payung dalam ajaran Budha melambangkan status tinggi. Maka, pemasangan Chattra di Candi Borodudur yang dipayungi adalah stupa utama atau yang paling tinggi.
Chattra terbuat dari material batu dan elemen arsitektur khas di dalam bangunan-bangunan keagamaan Buddha.
Filosofi Chattra atau payung dalam tatanan kehidupan sehari-hari sangatlah besar. Payung kerap kali dipakai melindungi tamu-tamu besar. Payung pun ditemukan dalam tatanan hierarki masyarakat, dan menjadi simbol status sosial.
Jadi, Chattra dipasangkan lantaran stupa di Candi Borobudur melambangkan letaknya relik atau sisa-sisa jasad Sang Buddha sehingga perlu dipayungi.
Stupa tidak mungkin kosong
Stupa, pada umumnya menyimpan relik suci berupa sisa-sisa barang peninggalan Sang Buddha.
Bagi Buddhis, secara filosofis, stupa tidak mungkin dalam keadaan kosong. Jadi, Candi Borobudur itu sejatinya memiliki Chattra.
Pada saat pemugaran Candi Borobudur, insinyur Belanda yang memimpin proyek tersebut, Theodore Van Erp mengaku menemukan serpihan-serpihan batu yang diduga itulah Chattra Borobudur.
Van Erp sempat memasang Chatra di puncak Borobudur, tapi lantas didesak untuk diturunkan sebab persentase jumlah batu asli dianggap tidak memenuhi syarat.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.
Leave a Reply