BANDUNG, KalderaNews.com – Ramai dugaan perundungan mahasiswa calon dokter spesialis di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad). Rektor langsung bertindak.
“Kami berkomitmen tidak ada bullying atau perundungan dalam pendidikan, tidak hanya spesialis,” tegas Rektor Unpad, Rina Indiastuti.
Rektor Rina memang mengaku kaget oleh kabar perundungan yang terjadi pada mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS di Unpad.
Menurut Rina, kampus sudah membuat regulasi mencegah kasus perundungan, termasuk memuat sanksi.
BACA JUGA:
- Update Kasus PPDS Undip, Ternyata Dokter Aulia Pernah Diminta Pesan 80 Nasi Boks Tiap Hari
- Akhirnya, Kemendikbudristek Turun Tangan di Kasus Bullying PPDS Undip, Bentuk Tim Investigasi dan Pencari Fakta
- Bukti Perundungan Mahasiswi PPDS Undip, dr.Aulia Risma, Sudah Diserahkan ke Polda Jateng
Seorang dosen sudah kena sanksi
Penindakan itu juga telah dilakukan bersama dengan Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Selain itu, kini mahasiswa makin terbuka untuk melaporkan kasus perundungan, seperti mengirim surat elektronik atau e-mail ke rektor atau Direktur Utama RSHS Bandung.
Sanksi tidak hanya ditujukan ke mahasiswa, pun untuk dosen atau konsulen.
Rektor Rina menyatakan, terdapat seorang dosen konsulen Fakultas Kedokteran yang sekarang terancam mendapatkan sanksi berat.
Sesuai prosedur statusnya sebagai pegawai negeri sipil, Unpad menyerahkan hukumannya ke Kemendikbudristek. Sementara, sanksi ringan dan sedang menjadi wewenang Rektor.
“Bukan diberhentikan, dia akan di nonjob-kan selama satu tahun sebagai dosen,” tegas Rektor Rina.
Sementara di RSHS Bandung, dosen konsulen tersebut juga sudah dilarang bekerja di sana.
Rektor Rina berharap, sanksi tersebut dapat menghilangkan aksi perundungan di kalangan mahasiswa calon dokter spesialis.
Pelaku sudah dikenai sanksi
Sementara, Dekan FK Unpad, Yudi Mulyana Hidayat, kasus teresbut bermula dari kejadian pada 2023.
“Baru ditelusuri setelah ada yang lapor. Sekarang sudah ke luar surat keputusan untuk peringatan,” katanya
Menurut Yudi, FK Unpad telah memberikan sanksi ringan berupa peringatan kepada pelaku perundungan kepada tujuh orang.
Mereka yang kena sanksi adalah senior atau mahasiswa yang lebih lama satu semester dari korbannya, peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Urologi.
Yudi mencontohkan perundungan yang dilakukan, seperti senior memanggil juniornya namun telat datang. Pelaku lalu menyuruh korban untuk melakukan push up.
“Tidak ada dalam pendidikan kedokteran memberikan push up, kalau biar sehat caranya olahraga bareng bukan menghukum,” katanya.
Sebelumnya, FK Unpad juga sudah menjatuhkan sanksi kasus bullying kepada 11 mahasiswa PPDS.
Secara keseluruhan, FK Unpad telah memberi hukuman kepada para pelaku perundungan, mulai dari surat peringatan sampai pemecatan 2 mahasiswa.
Selain mahasiswa, seorang dosen juga tersangkut kasus perundungan. Sanksi terhadap dosen tersebut masih diproses Kemendikbudristek.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.
Leave a Reply