PADANGPARIAMAN, KalderaNews.com – Media sosial dihebohkan oleh kabar seorang gadis penjual gorengan di Padang Pariaman yang ditemukan tewas di semak-semak.
Diketahui bahwa gadis itu bernama Nia Kurnia Sari (NKS) berusia 18 tahun. Sehari-harinya, ia seorang penjual gorengan keliling demi membantu ekonomi keluarga.
Setelah lulus sekolah menengah atas (SMA), ia punya mimpi bisa kuliah ke perguruan tinggi dan bekerja di kantor.
BACA JUGA:
- Miris! Seorang Oknum Ibu Guru Tega Jual Anak Kandungnya ke Kepala Sekolah Demi Vespa Matic
- Miris! Siswi SMP Nekat Bunuh Diri di Stasiun Cikarang, Tinggalkan Surat Wasiat untuk Ibunya
- Miris Banget! Sebanyak 197 Ribu Anak Terpapar Judi Online, Siapa yang Tanggung Jawab?
Sebelumnya korban dinyatakan hilang
Ayah Nia, Asril, mengungkapkan bahwa anaknya merupakan sosok yang baik dan pekerja keras. Nia ingin kuliah dan bercita-cita ingin jadi pekerja kantoran.
Namun sayangnya mimpi itu harus pupus. Jasadnya ditemukan terkubur tanpa busana dan tangan terikat.
NKS ditemukan tewas pada Senin, 9 September 2024. Sebelumnya, Nia sempat dikabarkan hilang pada Jumat (6/9).
Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir, mengonfirmasi bahwa NKS menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan.
“Korban ditemukan dalam kondisi terkubur, tanpa busana, setelah ditemukan pakaian korban sebelumnya,” ujar Faisol.
Saat mendengar anaknya hilang, sang ayah pun yang sehari-hari berdakwah ke luar kota, sehingga jarang di rumah langsung pulang.
“Saat peristiwa itu terjadi, saya sedang tidak berada di rumah, saya di Medan. Mendengar Nia hilang saya langsung berangkat menuju rumah,” ungkap Asril.
Korban semangat kuliah dengan menjual gorengan
Begitu dia sampai rumah, justru kabar duka yang diterima. Asril begitu sedih, terlebih anaknya meninggal dalam kondisi tidak wajar.
“Kepada saya, Nia mengatakan ingin jadi pekerja kantoran. Nia baru saja tamat sekolah di Institut National Safi’i (INS) Kayu Tanam dan ingin kuliah,” kata Asril.
Keinginan itulah, yang membuat korban sangat bersemangat untuk menjual gorengan. NKS mengambil gorengan dari orang lain dan ia yang menjajakan dari satu rumah ke rumah.
“Hasil jualan gorengan dibagi dengan orang yang punya. Demi cita-cita meskipun sedikit hasil ia kumpulkan dan ia tabung,” ucap Asril.
Menurut ayahnya, NKS semakin semangat mengumpulkan uang karena menyimpan uang bantuan Rp 1,5 juta untuk biaya masuk kuliah.
“Ada yang membantu Nia sebanyak Rp 1,5 juta untuk biaya masuk kuliah. Ia bertambah semangat dengan bantuan itu, kumpulkan receh-receh,” papar Asril.
NKS juga anak yang pintar. Selama sekolah, NKS bahkan selalu mendapat peringkat sehingga pihak sekolah juga menawarkan beasiswa untuk biaya perkuliahan.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.
Leave a Reply