JAKARTA, KalderaNews.com – Pemerintah Australia telah memutuskan untuk mengurangi kuota penerimaan mahasiswa asing pada 2025. Termasuk mahasiswa dari Indonesia lho!
Pendaftaran mahasiswa internasional di Australia akan dibatasi menjadi hanya 270 ribu orang.
Nah, pengurangan kuota mahasiswa asing ini dilaksanakan untuk mengendalikan jumlah migrasi yang melanda Australia akhir-akhir ini.
BACA JUGA:
- Peluang Emas! LPDP dan AAS Buka Beasiswa S2 ke Australia, Usia Maksimal 42 Tahun Lho!
- Daftar Beasiswa Fully Funded ke Australia yang Dapat Banyak Keuntungan, Kepoin Yuk!
- 10 Universitas Terbaik di Australia yang Bisa Menjadi Referensi Tempat Kuliah
Per 30 September 2023, jumlah migran yang masuk Australia melonjak sampai 60 persen. Sebagian besar karena kehadiran mahasiswa dari India, China, dan Filipina.
Harga sewa rumah melonjak
Peningkatan jumlah migran ini, ternyata memicu peningkatan harga sewa rumah di Australia.
“Pelajar internasional di universitas-universitas kami saat ini lebih banyak 10 persen dibandingkan sebelum pandemi. Dan lebih banyak 50 persen di kejuruan dan pelatihan swasta,” ujar Menteri Pendidikan Australia, Jason Clare.
Maka, karena kondisi ini, pemerintah Australia memutuskan bakal membatasi penerimaan mahasiswa asing menjadi 145 ribu untuk universitas dan 95 ribu bagi mahasiswa yang mengikuti kursus.
Sebelum ini, pemerintah Australia telah menerapkan kebijakan yang berupaya menahan lonjakan migrasi.
Pemerintah Australia membebankan lebih dari dua kali lipat biaya visa bagi pelajar asing. Mereka juga bakal menutup celah dalam aturan yang memungkinkan para pelajar asing memperpanjang masa tinggal di Australia.
Bisa berdampak buruk
Universitas Melbourne mengatakan, pihaknya telah menerima informasi mengenai pembatasan mahasiswa ini dan tengah menilai dampak dari kebijakan tersebut.
“Pembatasan jumlah mahasiswa internasional akan berdampak buruk bagi universitas kami, sektor pendidikan tinggi secara umum, serta sektor pendidikan skala nasional pada tahun-tahun mendatang,” ujar Wakil Rektor Universitas Melbourne, Prof. Duncan Maskell.
Apalagi kehadiran mahasiswa asing telah memberikan dampak meningkatnya pendapatan bagi masyarakat, serta merupakan sumber devisa yang cukup besar bagi Australia.
Pun Universitas Sydney menyatakan sudah menerima informasi tersebut dan sedang mempelajarinya.
“Kami akan terus bekerja sama dengan pemerintah dalam mengelola pertumbuhan pendidikan tinggi internasional, salah satu ekspor Australia yang paling berharga,” demikian keterangan dari Universitas Sydney.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.
Leave a Reply