Oleh: Ignatia Hera Sigi Juwita, Bernadeta Indah Setiasih, dan Yuliana Setyaningsih (Mahasiswa Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI).
YOGYAKARTA, KalderaNews.com – Pangan lokal adalah salah satu makanan yang memegang peran penting bagi Indonesia dari berbagai sisi, baik dari segi kesehatan, pelestarian budaya, keberlanjutan, ketahanan pangan, ekonomi, dan banyak hal lainnya.
Namun, kesadaran untuk mengkonsumsi pangan lokal tampaknya masih belum banyak diterapkan, terutama di kalangan Generasi Z. Maka dari itu, diperlukan upaya yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini.
Generasi Z sendiri adalah generasi yang lahir antara pertengahan tahun 1990 hingga 2010. Generasi ini adalah generasi yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan teknologi digital. Di tengah-tengah lajunya ketenaran internet, mereka cenderung melupakan hal-hal yang sudah diwariskan oleh nenek moyang.
BACA JUGA:
- Manajemen Krisis di Perguruan Tinggi
- Gen Z: Tidak Penting Gimmick dalam Komunikasi Politik!
- Academic freedom under pressure in Indonesia
Salah satu hal yang mulai ditinggalkan adalah menurunnya minat konsumsi terhadap pangan lokal. Pangan lokal tersingkirkan karena kalah dengan produk pangan global dan makanan cepat saji. Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan kembali kecintaan terhadap pangan lokal, Kemendikbud Ristek mengambil langkah yang cukup berani.
Dalam buku cetak kelas XI, Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia karya Heny Marwati dan K. Waskitaningtyas terbitan Kemendikbud Ristek, terdapat salah satu materi yang mengangkat isu terkait pangan lokal.
Materi ini memusatkan teks argumentasi sebagai materi pokok, yang kemudian ditambahkan unsur pangan lokal sebagai topik pembicaraan utama. Adanya topik pangan lokal sebagai topik pembicaraan dapat menjadi umpan balik yang sangat akurat untuk membawa generasi Z menyelami berbagai jenis pangan lokal dan menyadari betapa pentingnya pangan lokal bagi manusia.
Tidak hanya mengusung pangan lokal sebagai topik utama, materi ini juga mengajak peserta didik untuk mempromosikan produk pangan lokal Indonesia. Hal ini dilakukan dengan cara mengalihwahanakan teks argumentasi dengan tema pangan lokal menjadi sebuah poster.
Poster ini tidak lain digunakan untuk mengajak pembaca, supaya sadar betapa pentingnya peranan pangan lokal di Indonesia. Poster dipilih menjadi salah satu pengalihwahanaan karena sifatnya yang mudah tersampaikan dan diingat oleh masyarakat. Dengan begitu materi ini diharapkan dapat meningkatkan konsumsi terhadap pangan lokal pada generasi Z di Indonesia.
Dalam membuktikan keberhasilan terhadap meningkatkan kesadaran peserta didik terhadap pangan lokal, dilakukanlah riset oleh Ignatia Hera Sigi Juwita, mahasiswa Universitas Sanata Dharma.
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, yang diikuti oleh 33 siswa dari tiga kelas yang berbeda, menunjukkan hasil bahwa alih wahana meningkatkan kesadaran konsumsi pangan lokal. Sebanyak 97% peserta didik setuju dan sadar terhadap pentingnya pangan lokal. Bahkan dalam beberapa Minggu terakhir, 72.7% peserta didik sudah mencoba mengonsumsi pangan lokal.
Dalam wawancara terhadap peserta didik yang dilakukan pada 20 Agustus 2024, mereka setuju bahwa pangan lokal sangat penting bagi manusia.
“Pangan lokal sangat penting karena mendukung ketahanan pangan, menjaga keberlanjutan lingkungan, serta melestarikan budaya dan tradisi lokal. Selain itu, pangan lokal biasanya lebih segar, bergizi, dan memiliki jejak karbon lebih rendah dibanding pangan impor,” tutur Alfonsus Liguori Bonfilio Valentino selaku salah satu peserta didik SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.
Melalui berbagai bukti tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode alih wahana teks argumentasi menjadi poster terbukti efektif meningkatkan kesadaran mengonsumsi pangan lokal pada generasi Z. Selain menambah kreativitas dalam segi visual, mereka juga dapat menyadari jika pangan lokal adalah salah satu harta berharga yang dimiliki Indonesia.
Apabila dikembangkan lebih lanjut, metode alih kode dapat menjadi ladang yang baik dalam dunia pendidikan saat ini. Dengan begitu pengintegrasian isu lokal dalam materi pembelajaran dapat menjadi salah satu terobosan strategi yang menarik dalam memperkuat pendidikan dan pelestarian Indonesia.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply