Kemenkes Akan Cabut STR dan SIP Dokter yang Lakukan Perundungan pada Mahasiswa PPDS Undip

Ilustrasi: Kampanye Aksi Nyata Kita Melawan Kekerasan Berbasis Gender. (KalderaNews.com/Ist.)
Ilustrasi: Kampanye Aksi Nyata Kita Melawan Kekerasan Berbasis Gender. (KalderaNews.com/Ist.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Usai dokter PPDS Universitas Diponegoro (Undip) melakukan bunuh diri karena dugaan bullying, Kementerian Kesehatan menyatakan langkah tegasnya.

Mohammad Syahril yang menjadi juru bicara Kemenkes menyatakan, ada 200 lebih aduan tindakan bullying yang serupa.

Aduan itu terjadi pasca kasus yang menimpa dokter PPDS Universitas Diponegoro dr. Aulia Risma.

Adapun perundungan itu menjadi dalih untuk menguatkan mental. Kemenkes juga sudah melakukan koordinasi dengan Mendikbudristek dan Dekan Fakultas Kedokteran UNDIP untuk melakukan investigasi secara menyeluruh.

BACA JUGA:

Prodi anestesi PPDS FK UNDIP diberhentikan sementara

Kemenkes pun sudah menghentikan prodi Anestesi PPDS FK UNDIP untuk sementara waktu sampai proses investigasi selesai

“Penghentian sementara kegiatan PPDS Anestesi Undip di RS dr.Kariadi untuk memberikan kesempatan investigasi dapat dilakukan dengan baik termasuk potensi adanya intervensi dari senior atau dosen kepada juniornya serta memperbaiki sistem yang ada,” ungkap Syahril.

Ia juga mengatakan bahwa tim Itjen dari Kemenkes sudah mendatangi RS Dr Kariadi untuk melakukan investigasi penuh perihal alasan mengapa korban mengakhiri hidupnya.

Cabut STR dan SIP pelaku perundungan

Meskipun pembinaan dan pengawasan PPDS berada di bawah Pendidikan Dokter Spesialis FK UNDIP, Kemenkes tetap berkomitmen untuk menginvestigasi kejadian ini.

Syahril menyampaikan, bila setelah investasi dugaan bullying di PPDS anestesi UNDIP ternyata benar, Kemenkes tak segan mencabut Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP) dokter senior tersebut.

“Kemenkes tidak sungkan melakukan tindakan tegas seperti mencabut SIP dan STR bila ada dokter senior yang melakukan bullying yang berakibat kematian,” tegas Syahril.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*