Dari Mana Istilah Nusantara? Ternyata Begini Sejarahnya!

Ilustrasi: Ibu Kota Negara baru, Nusantara. (Ist.)
Ilustrasi: Ibu Kota Negara baru, Nusantara. (Ist.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Kamu tentu tak asing dengan istilah Nusantara. Bahkan, nama tersebut yang akan disemat sebagai nama ibu kota Indonesia yang baru.

Sebenarnya, penggunaan istilah tersebut telah dimulai awal abad ke-20, saat Ki Hajar Dewantara memilih Nusantara sebagai nama alternatif Hindia Belanda.

Kala itu, istilah Nusantara jamak dipakai dalam perjuangan pergerakan kemerdekaan.

BACA JUGA:

Dari masa Kerajaan Majapahit

Tetapi, bila ditelusuri sejarahnya, istilah Nusantara sudah muncul semenjak Kerajaan Majapahit.

Ketika itu, istilah Nusantara tidak merujuk pada wilayah Kepulauan Indonesia sekarang, namun melingkupi daerah di luar Majapahit, termasuk Malaysia dan Singapura.

Bukti bahwa penggunaan istilah Nusantara telah ada di masa Majapahit bisa dilihat dari isi Sumpah Palapa, yang diucapkan Mahapatih Gajah Mada pada 1336.

Di sumpahnya, Gajah Mada bersikeras tidak akan menikmati kesenangan sebelum berhasil menyatukan Nusantara.

Begini bunyi sumpahnya ketika ia diangkat sebagai Patih Amangkubumi Majapahit.

“Lamun huwus kalah Nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, Samana isun amukti palapa.”

Sumpah tersebut bila diartikan dalam bahasa Indonesia, menjadi:

“Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikian saya (baru akan) melepaskan puasa.”

Maka, istilah Nusantara yang kala itu digunakan adalah untuk menyebut daerah di luar Majapahit yang perlu ditaklukkan.

Konsep Cakrawala Mandala Dwipantara

Meski demikian, para sejarawan meyakini bahwa konsep Nusantara sudah dicetuskan Kertanegara, raja terakhir Singasari.

Saat berkuasa, Kertanegara mencetuskan Cakrawala Mandala Dwipantara, yang merupakan istilah untuk menyebut kepulauan Asia Tenggara.

Kertanegara sudah membayangkan penyatuan wilayah maritim Asia Tenggara di bawah Kerajaan Singasari.

Dalam bahasa Sanskerta, dwipantara artinya kepulauan antara, persis sama dengan makna Nusantara.

Istilah Nusantara pun muncul di Kitab Negarakertagama dan Pararaton, yang ditulis pada masa Kerajaan Majapahit.

Dalam Negarakertagama, Nusantara melingkupi sebagian besar wilayah Indonesia saat ini, serta beberapa negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei.

Dalam perkembangan berikutnya, Nusantara pernah digunakan dalam literatur berbahasa Inggris untuk menyebut Kepulauan Melayu.

Bahkan, Nusantara dalam penggunaan yang lebih luas mencakup budaya dan bahasa yang berhubungan dengan Austronesia, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei, Timor Leste, dan Taiwan, tidak termasuk Papua Niugini.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*