Pilu! Inilah Curhatan Dokter PPDS Undip yang Diduga Jadi Korban Bullying: Terlalu Berat Untukku!

Ilustrasi: Kampanye Aksi Nyata Kita Melawan Kekerasan Berbasis Gender. (KalderaNews.com/Ist.)
Ilustrasi: Kampanye Aksi Nyata Kita Melawan Kekerasan Berbasis Gender. (KalderaNews.com/Ist.)
Sharing for Empowerment

SEMARANG, KalderaNews.com – Kasus dugaan bunuh diri mahasiswa PPDS Undip, dr. Aulia Risma menyita perhatian. Isi curhatan dokter itu pun tersebar di media sosial.

Dokter Aulia diduga bunuh diri lantaran depresi akibat perundungan selama ia menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di RSUP dr. Kariadi Semarang.

Perundungan pada dokter yang mengambil spesialis anestesi ini diduga dari isi curhatan yang ada di buku hariannya yang ditemukan di kamar kosnya.

BACA JUGA:

Korban diduga merasa sudah tidak kuat menjalani pendidikan dokter spesialis anestesi di RSUP Dr. Kariadi.

Isi curhatan dr. Aulia

Berikut isi curhatan korban dr. Aulia Risma Lestari yang ditulis di buku hariannya pada 5 Juli 2024:

1 semester aku berjuang di sini.
Terlalu berat untukku.
Sakit sekali.
Beban fisiknya begitu besar.
Aku ingin berhenti.
Sakit sekali, sungguh sakit.
Rasanya masih sama,
Aku ingin berhenti.
Aku tidak sanggup setiap hari bekerja seperti ini.
Ada yang bisa menolong saya?
Apa Tuhan tau saya tersiksa?
Apa Tuhan tau aku kesakitan?
Kenapa di setiap aku berharap.
Tidak pernah ada jawabannya.
Apa Tuhan membenciku?
Aku selalu menjerit mohon pertolongan.
Tapi kenapa aku dibiarkan?
Apa aku dilahirkan hanya untuk mengakhiri?
Seni kehidupan mana yang kulihat dahulu sehingga aku setuju untuk memililih dilahirkan?
Aku tidak serta merta menyerah tanpa berusaha.
Aku sudah menanggung banyak.
Aku manusia biasa.
Punggungku terasa amat sangat sakit setiap pulang.
Pulang dini hari, bukan duduk-duduk saja.
Aku merasakan sakit yang luar biasa mala mini.
Aku tidak sanggup lagi meneruskan siklus ini.
Maafkan aku yang menyerah.
Aku sudah berjuang.
Aku sudah sangat berusaha.
Aku mohon,
Aku mohon.
Aku tidak sanggup lagi.
Bila harus menanggung lebih lama lagi.
Aku sendirian, aku berjuang sendiri.
Tidak ada yang menolongku.
Aku tidak ingin sesakit ini lebih lama lagi.
Semoga Tuhan mengampuniku.
Tuhan, aku sakit.
Aku mohon tempat aku pulang.

Curhat untuk pasangannya

Selain itu, ada juga potongan curhatan almarhum dr. Aulia kepada pasangannya yang mengindikasikan bagaimana ia mengalami perundungan.

Aku sangat menjunjung tinggi kemanusiaan.
Tetapi disiksa, manusia saling mengabaikan.
Mengabaikan aku, padahal aku manusia.
Aku manusia mas.
Aku ingin diperlakukan sebagai manusia.
Aku berusaha semampuku.
Mas tau, punggungku selalu kesakitan.
Tapi aku tidak mau dikasihani.
Orang lain pun tidak peduli.
Aku yang menahan sakitnya.
Aku masih harus bekerja.
Seperti seolah aku orang sehat.
Aku ingin tenang.


Aku sudah berusaha semampuku.
Tapi sampai kapan aku harus pulang.
Ataupun bekerja dengan berurai air mata?
Aku sakit, aku sakit dipandang sebelah mata setiap hari.
Aku sakit, tidak dilihat, tidak disapa,
Padahal aku berdiri di depannya.
Aku nggak pernah menyesali takdir di mana kita dipertemukan.
Aku sangat berterima kasih untukmu yang menemaniku di saat aku betul-betul banyak belum pulih saat itu.

Itulah sepenggal isi curhatan dr. Aulia Risma yang saat ini sedang menyita perhatian publik karena bunuh diri yang diduga akibat alami perundungan saat PPDS.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*