Merdeka Belajar dan OBE, Kurikulum Baru Mengubah Paradigma Pendidikan Tinggi

Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka. (Dok.pmm.kampusmerdeka)
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka. (Dok.pmm.kampusmerdeka)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Merdeka Belajar dan OBE menjadi kurikulum yang kini diadopsi pendidikan tinggi. Gimana kehadiran kurikulum ini mengubah paradigma?

Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan penerapan kurikulum Outcome-Based Education (OBE) menandai perubahan paradigma pendidikan tinggi.

Kedua kebijakan ini bertujuan untuk mereformasi sistem pendidikan agar lebih relevan dengan kebutuhan industri dan perkembangan zaman.

BACA JUGA:

Integrasi kedua pendekatan ini menawarkan peluang besar untuk peningkatan kualitas pendidikan tinggi. Seperti apa perubahannya?

Transformasi paradigma kampus

Kebijakan MBKM, yang diperkenalkan Kemendikbudristek tahun 2020, menekankan pada fleksibilitas dan kebebasan dalam proses belajar mengajar.

Dengan memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk memilih mata kuliah, mengikuti program magang, dan melakukan penelitian di luar kampus, MBKM bertujuan mempersiapkan lulusan lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja.

Kurikulum MBKM merupakan langkah besar dari pendekatan pendidikan yang  sebelumnya dianggap kaku dan terpusat pada pengajaran untuk menuju model yang lebih terintegrasi dan responsif terhadap kebutuhan industri.

Sementara itu, kurikulum OBE mengedepankan hasil belajar yang terukur dan relevan dengan kebutuhan pasar. OBE fokus pada pencapaian kompetensi dan hasil yang diharapkan dari proses pendidikan.

Dalam konteks ini, kurikulum dirancang untuk memastikan bahwa mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoritis, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan dalam dunia kerja.

OBE memaksa institusi pendidikan untuk menilai dan mengukur efektivitas pembelajaran berdasarkan hasil akhir, bukan hanya proses pengajaran.

Persamaan antara MBKM dan OBE

Meskipun MBKM tidak menyebutkan secara langsung penerapan sistem OBE, terdapat beberapa persamaan mendasar antara keduanya yang layak untuk dicermati:

1. Fokus pada hasil dan pencapaian mahasiswa

Baik MBKM maupun OBE menekankan pentingnya pencapaian hasil belajar pada mahasiswa yang jelas dan terukur.

MBKM memberi kebebasan kepada mahasiswa untuk mengejar pencapaian akademik dan non-akademik, sedangkan OBE secara eksplisit menilai keberhasilan berdasarkan kompetensi yang diperoleh mahasiswa.

2. Kurikulum berbasis kompetensi

Baik OBE dan MBKM, keduanya mendukung kurikulum yang berbasis kompetensi. MBKM mendorong mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan yang relevan melalui berbagai pengalaman.

Sementara OBE secara khusus mendesain kurikulum untuk memastikan mahasiswa mencapai kompetensi tertentu yang dibutuhkan di dunia kerja.

3. Pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa

Dalam MBKM, mahasiswa diberikan kebebasan untuk mengatur jalur pendidikan mereka sesuai minat dan kebutuhan.

OBE juga menekankan pentingnya pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa, dengan menyesuaikan metode pengajaran untuk memastikan setiap mahasiswa dapat mencapai hasil belajar yang diinginkan.

4. Pengembangan lifelong learning        

Kedua pendekatan mendukung pengembangan keterampilan dan pengetahuan yang mendukung pembelajaran sepanjang hayat.

MBKM menyediakan berbagai peluang belajar yang fleksibel, sedangkan OBE memastikan bahwa kompetensi yang diperoleh relevan dan dapat diterapkan dalam konteks jangka panjang.

Sinergi antara MBKM dan OBE

Integrasi MBKM dan OBE dapat menciptakan sinergi yang kuat dalam pendidikan tinggi. MBKM memberikan ruang bagi mahasiswa untuk mengeksplorasi berbagai bidang dan mengembangkan keterampilan di luar batasan kurikulum tradisional.

Dalam konteks OBE, fleksibilitas ini memungkinkan mahasiswa untuk lebih fokus pada pencapaian kompetensi yang diinginkan, sesuai dengan tuntutan pasar kerja.

Dengan kata lain, MBKM memfasilitasi penerapan OBE dengan memberikan berbagai jalur yang dapat diambil mahasiswa untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.

Sebagai contoh, dalam MBKM, mahasiswa yang melakukan magang atau proyek lapangan dapat langsung merasakan aplikasi dari kompetensi yang dipelajari di kelas.

Adapun OBE akan memastikan bahwa pengalaman praktis ini diukur dan dinilai secara objektif untuk memastikan bahwa mahasiswa benar-benar menguasai keterampilan yang diperlukan.

Artinya, sinergi antara MBKM dan OBE dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya memiliki pengetahuan tetapi juga keterampilan yang relevan dan siap pakai.

Tantangan integrasi MBKM dan OBE

Namun, penerapan kedua kebijakan ini juga memiliki tantangan. Integrasi MBKM dan OBE memerlukan perubahan mendalam dalam cara perguruan tinggi merancang dan menyampaikan kurikulum.

Dosen dan pengelola program harus siap untuk mengadaptasi metode pengajaran mereka dan memastikan bahwa hasil belajar dapat diukur dengan akurat.

Selain itu, perlu ada dukungan yang kuat dari pihak industri untuk memastikan bahwa kurikulum yang diterapkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan pasar.

Di sisi lain, peluang yang ditawarkan dari integrasi OBE dan MBKM sangat besar. Perguruan tinggi yang berhasil mengintegrasikan MBKM dan OBE dapat meningkatkan relevansi dan kualitas pendidikan, menarik lebih banyak mahasiswa, dan memperkuat hubungan dengan industri kerja.

Mahasiswa juga akan mendapatkan pengalaman belajar yang lebih kaya dan beragam, serta memiliki kemampuan yang lebih siap untuk diterapkan di dunia kerja.

Kebijakan MBKM dan OBE sama-sama berkontribusi pada perubahan paradigma pendidikan tinggi di Indonesia.

Dengan mengintegrasikan kebebasan belajar dan fokus pada hasil yang terukur, kedua pendekatan ini menawarkan potensi besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan relevansi lulusan di pasar kerja.

Meskipun tantangan dalam penerapannya memerlukan perhatian dan usaha yang signifikan, sinergi antara MBKM dan OBE dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih dinamis, responsif, dan efektif dalam menyiapkan generasi mendatang.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*