JAKARTA, KalderaNews.com – Sebanyak 466 guru honorer di Jawa Barat seperti “diusir” dari sekolah akibat kehadiran guru PPPK.
Kepala Bidang Advokasi Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Iman Zanatul Haeri, mengatakan, 466 guru honorer di Jawa Barat, diusir dari sekolah akibat kehadiran guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Ratusan guru honorer itu “diusir secara halus” dengan cara digantikan atau dikosongkan jam mengajarnya.
BACA JUGA:
- Masih Ada Kesempatan! Pendaftaran Beasiswa Paragon 2024 Dibuka, Dapat Rp 6 Jutaan per Semester Lho!
- Kamu Perlu Tahu! Katanya Musim Kemarau, Tapi Kok Masih Hujan, Ini Penjelasan BMKG!
- Peluang Menarik! Beasiswa Pemprov Riau 2024 Resmi Dibuka, Cek Informasinya di Sini!
Padahal sudah dijamin pemerintah
“Bahkan salah satu guru honorer yang mengajar sejak 2005 digeser karena kehadiran guru PPPK,” kata Iman dalam rapat dengar pendapat Komisi X DPR di Jakarta.
Iman mencontohkan kasus salah satu guru honorer di Jawa Barat. Awalnya guru honorer ini diberikan tugas mengajar mata pelajaran matematika.
Tapi, ketika guru PPPK hadir, jam mengajar guru honorer itu dikurangi.
“Setelah dikurangi, datang lagi guru PPPK sehingga berkurang lagi hingga 0 jam,” kata Iman.
Ia membeberkan, Mendikbudristek sebenarnya telah menjamin posisi guru honorer tidak akan digeser guru PPPK.
Aturan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No 349/P/2022 tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Seleksi Calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja untuk Jabatan Fungsional Guru pada Instansi Daerah Tahun 2022.
Data guru tidak sinkron
Menurut Iman, masalah ini terjadi lantaran data guru antara pemerintah daerah dan pusat tidak sinkron. Kebijakan relokasi juga membuat jam mengajar guru honorer hilang.
“Guru honorer seolah diadu domba guru PPPK,” kata Iman.
Sisi lain, Iman mengatakan, guru honorer masih memiliki masalah kesejahteraan. Akibat upah yang tak cukup, banyak guru honorer yang mencari penghasilan tambahan.
“Mereka ada yang jadi ojek online, penceramah, bahkan penulis. Ada juga yang sampai berutang,” kata Iman.
Kata Iman, kondisi ini berdampak kepada kualitas pendidikan Indonesia. Maka, Iman mendorong supaya guru honorer harus diperhatikan.
“Guru honorer harus dimartabatkan dan dimanusiakan,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.
Leave a Reply