JAKARTA, KalderaNews.com – Plagiarisme telah menjadi ancaman serius di dunia akademik. Apa faktor yang membuat kasus plagiarisme di dunia akademik semakin tinggi?
Tindakan plagiarisme turut mengganggu integritas dan kejujuran ilmiah. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah praktik ini, kasus plagiarisme justru menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa tahun terakhir.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Ada 6 faktor utama yang menyebabkan meningkatnya kasus plagiarisme di kalangan akademisi. Mari telusuri alasan di balik fenomena yang meresahkan ini.
BACA JUGA:
- 5 Cara Mudah untuk Menurunkan Plagiarisme di Turnitin, Rahasia Sukses yang Dijamin Ampuh!
- Dosen dan Mahasiswa IT PLN Diduga Lakukan Plagiarisme Artikel Ilmiah University of Cambridge
- 11 Rekomendasi AI untuk Parafrase, Dijamin Tugas Kuliah Minim Plagiarisme!
1. Kemudahan Dalam Mengakses Informasi
Kemajuan teknologi dan internet telah membuat akses terhadap informasi menjadi sangat mudah.
Mahasiswa dapat dengan cepat menemukan berbagai sumber akademik secara online, yang mempermudah mereka untuk menyalin dan menempel tanpa memberikan atribusi yang tepat.
2. Kurangnya Kesadaran dan Pendidikan Tentang Etika Akademik
Banyak institusi pendidikan yang kurang memberikan penekanan pada pentingnya etika akademik dan konsekuensi dari plagiarisme.
Mahasiswa yang tidak diberikan pemahaman yang memadai tentang apa yang dianggap sebagai plagiarisme cenderung melakukannya tanpa menyadari kesalahannya.
3. Tekanan Akademik yang Tingi
Tekanan untuk mendapatkan nilai tinggi dan persaingan ketat dalam dunia akademik membuat beberapa mahasiswa memilih jalan pintas dengan melakukan plagiarisme.
Tuntutan untuk mencapai prestasi akademik seringkali melebihi integritas akademik. Tidak jarang dosen juga sering menuntut banyak tugas diselesaikan dengan cepat.
4. Manajemen Waktu yang Buruk
Mahasiswa yang kesulitan mengatur waktu seringkali merasa terdesak untuk menyelesaikan tugas mereka tepat waktu.
Dalam situasi yang mendesak, beberapa mahasiswa mungkin tergoda untuk menyalin karya orang lain daripada menghasilkan karya orisinal.
5. Kurangnya Pengawasan dan Penegakan Hukum
Beberapa institusi mungkin tidak memiliki mekanisme yang efektif untuk mendeteksi dan menindak plagiarisme.
Tanpa pengawasan yang ketat dan hukuman yang tegas, mahasiswa mungkin merasa plagiarisme adalah risiko yang layak diambil.
6. Budaya Instan dan Kurangnya Motivasi untuk Belajar
Budaya instan di era digital ini mendorong orang-orang di dunia akademik lebih memilih untuk mencari jalan pintas demi mencapai hasil cepat.
Mahasiswa yang kurang termotivasi untuk belajar dan memahami materi cenderung mencari cara cepat untuk menyelesaikan tugas, termasuk dengan melakukan plagiarisme.
Plagiarisme di dunia akademik adalah masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Hanya dengan upaya bersama dari institusi pendidikan, mahasiswa, dan masyarakat, kasus plagiarisme dapat diminimalkan dan integritas akademik dapat dijaga.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.
Leave a Reply