![Najelaa Shihab, pakar pendidikan dan Anggota Badan Pengurus Yayasan WWF. (KalderaNews.com/repro: y.prayogo) Najelaa Shihab, pakar pendidikan dan Anggota Badan Pengurus Yayasan WWF. (KalderaNews.com/repro: y.prayogo)](https://www.kalderanews.com/wp-content/uploads/2021/03/Najelaa-Shihab-pakar-pendidikan-dan-Anggota-Badan-Pengurus-Yayasan-WWF.-KalderaNews.com-repro-y.prayogo-600x381.jpg)
JAKARTA, KalderaNews.com – Praktisi Pendidikan Indonesia dan Pendiri Sekolah Cikal, Najelaa Shihab, menegaskan konsep ranking mensimplifikasi capaian belajar anak dan kompetensinya serta menimbulkan kebiasaan bagi masyarakat untuk selalu terdorong membandingkan anak satu dengan anak lainnya.
Mbak Elaa, sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa dalam proses pendidikan di masa lampau ranking merupakan sebuah standar yang dapat menumbuhkan jiwa kompetitif pada diri anak yang dianggap hal yang normal. Namun, faktanya, hal tersebut adalah sebuah miskonsepsi pendidikan.
“Banyak banget pengalaman kita sekolah dulu yang sebenarnya salah kaprah. Kita anggap hal tersebut sebagai sesuatu yang normal atau engga apa-apa. Contohnya itu ranking. Banyak dari kita yang karena waktu sekolah dulu diranking percaya bahwa ranking ada gunanya yaitu untuk menumbuhkan jiwa kompetitif,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima KalderaNews pada Senin, 3 Juni 2024.
BACA JUGA:
- Pendiri Cikal Najelaa Shihab Raih Asia’s Top Outstanding Women Marketeer of the Year Asia Youth Woman Netizen Awards 2023
- Inilah 5 Gagasan dan Semangat Najelaa Shihab Kala Mendirikan Cikal
- Ini Alasan Najelaa Shihab Tetap Optimis dengan Masa Depan Pendidikan di Indonesia
Najelaa menambahkan bahwa pemberian ranking adalah sebuah bentuk simplifikasi atau penyederhanaan capaian belajar anak dan kompetensinya. Padahal faktanya, capain belajar dan pengembangan diri anak lebih kompleks dari pada ranking.
Leave a Reply