![Ilustasi. uang rupiah Ilustrasi. Uang Rupiah Indonesia (Dok. KalderaNews/Ist)](https://www.kalderanews.com/wp-content/uploads/2022/08/Ilustasi.-uang-rupiah.jpeg)
JAKARTA, KalderaNews.com – Survei Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) dan Dompet Dhuafa menyatakan, upah tak layak, guru terjerat utang.
Dari 403 guru yang disurvei, 52,6 persen mengaku memiliki utang ke bank atau bank perkreditan rakyat (BPR) sampai Mei 2024.
Selain ke bank, para guru juga berutang ke sejumlah pihak, seperti saudara, koperasi, teman atau tetangga, dan pinjaman online/pinjol.
Bila tak berhati-hati mengelola keuangan, bisa jadi banyak guru terjerat utang.
BACA JUGA:
- 10 Contoh Kegiatan Perpisahan Sekolah yang Positif dan Inspiratif, Bisa Kamu Terapkan di Sekolah
- 10 Kampus Terbaik di Malaysia 2024 yang Bisa Jadi Tujuan Kuliah
- 5 Tip Menemukan Perusahaan Armada Bus yang Terpercaya dan Bisa Diandalkan untuk Study Tour
Selain utang, juga gadai barang
“Tercatat 79,8 persen guru mengaku memiliki utang,” tulis IDEAS dalam rilisnya.
IDEAS menyebutkan, kondisi ekonomi yang pas-pasan ini dirasakan mayoritas responden guru.
Padahal di samping pekerjaan utama, banyak guru yang menjalani pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Selain itu, IDEAS pun menemukan, 56,5 persen guru yang terdesak ekonominya menggadaikan barang berharga miliknya.
Penghasilan rendah guru honorer
Survei ini juga mengulik penghasilan para guru. Sebanyak 74,3 persen responden guru honorer atau kontrak memiliki penghasilan di bawah Rp2 juta per bulan.
Leave a Reply