Kenali, 5 Penyebab Masalah Belajar Pada Balita yang Harus Diwaspadai

Ilustrasi orang tua mengajarkan pentingnya pendidikan pada anak (KalderaNews/Ist)
Orangtua dan anak di rumah (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Masalah belajar pada balita adalah hal yang mengkhawatirkan bagi orang tua. Kenali 5 penyebab masalah belajar pada balita di bawah ini!

Balita atau anak bawah lima tahun terkadang memiliki masalah dalam belajar. Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi kemampuan belajar balita pada tingkat awal kehidupannya.

Terkait hal itu, penting untuk memahami dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin berdampak pada kesulitan belajar mereka.

BACA JUGA:

Melalui pendekatan yang holistik dan intervensi yang tepat, para orang tua dapat membantu balita mengatasi masalah belajar anak. Apa sajakah penyebab masalah belajar pada balita?

1. Faktor keturunan (genetik)

Genetika memainkan peran penting dalam menentukan potensi belajar seseorang sejak lahir. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan terhadap masalah belajar dapat diwarisi dari orang tua.

Faktor genetik dapat memengaruhi perkembangan otak, pengolahan informasi, dan kemampuan kognitif balita.

Misalnya, predisposisi genetik terhadap disleksia atau gangguan belajar lainnya dapat memengaruhi kemampuan membaca dan menulis pada usia dini.

2. Hambatan perkembangan otak saat kehamilan (neurologis)

Perkembangan otak balita dimulai bahkan sebelum kelahiran. Gangguan atau hambatan dalam proses perkembangan otak selama kehamilan dapat memiliki dampak signifikan pada kemampuan belajar anak.

Misalnya, paparan terhadap toksin atau zat berbahaya, infeksi, atau masalah kesehatan ibu selama kehamilan dapat mempengaruhi perkembangan otak janin secara negatif, yang pada gilirannya dapat menyebabkan masalah belajar pada balita.

3. Faktor lingkungan (paparan alkohol atau obat-obatan tertentu saat kehamilan)

Lingkungan pranatal memainkan peran kunci dalam pembentukan otak dan perkembangan kognitif balita.

Paparan terhadap alkohol, nikotin, atau obat-obatan tertentu selama kehamilan dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf janin, yang dapat mengganggu kemampuan belajar anak di kemudian hari.

Lingkungan rumah yang tidak mendukung, kurangnya stimulasi kognitif, atau tingkat stres yang tinggi juga dapat memengaruhi perkembangan belajar balita.

4. Adanya masalah saat proses kelahiran

Proses kelahiran yang sulit atau komplikasi dapat menyebabkan cedera pada otak bayi, yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan belajar mereka.

Misalnya, asfiksia saat lahir atau komplikasi lainnya yang mengganggu pasokan oksigen ke otak dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sistem saraf pusat, yang pada gilirannya dapat menghambat kemampuan belajar balita.

5. Terpaparnya penyakit akut yang memperlambat perkembangan otak

Penyakit serius atau akut pada masa awal kehidupan, seperti infeksi meningitis atau ensefalitis, dapat menyebabkan kerusakan otak yang signifikan dan berdampak pada kemampuan belajar balita.

Periode kritis dalam perkembangan otak sangat rentan terhadap kerusakan, dan penyakit-penyakit ini dapat mengganggu proses normal pembelajaran dan perkembangan kognitif anak.

Bagi para orang tua, sebaiknya kenali 5 penyebab masalah belajar pada balita untuk bisa mengatasinya dengan semaksimal mungkin.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnyadi Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*