3 Tantangan Besar Lembaga Pendidikan Tinggi

Mahasiswa. (image by freepik)
Mahasiswa. (image by freepik)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Kini, perguruan tinggi berhadapan dengan 3 tantangan besar. Tantangan ini harus dihadapi agar bisa berkembang dan relevan dengan zaman.

Hal ini dikatakan Dirjen Diktiristek, Abdul Haris dalam gelaran wisuda Universitas Yarsi, akhir pecan lalu.

Ketiga tantangan tersebut adalah akses, ketimpangan kualitas, serta relevansi pendidikan tinggi.

BACA JUGA:

Akses masyarakat ke pendidikan tinggi

Pertama, menyoroti pentingnya kesetaraan dalam akses pada pendidikan tinggi bagi semua lapisan masyarakat.

Lembaga pendidikan tinggi mesti berupaya meningkatkan aksesibilitas pendidikan tinggi bagi semua kalangan, termasuk mereka yang berpendapatan rendah.

“Jika lihat berdasarkan data dari Dirjen Dikti, angka partisipasi kasar peluang dari lulusan sekolah tinggi atas atau SMA ini untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi masih sekitar 30-40 persen,” kata Haris.

Angka itu menunjukkan, bila ada lulusan SMA sebanyak 100 siswa mungkin yang bisa meneruskan ke jenjang pendidikan tinggi hanya sekira 30-40 orang saja.

“Keterbatasan akses ini makin lebar ya apabila kita lihat pada penyandang disabilitas, hanya sekitar 2,8 persen yang bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi,” imbuhnya.

Ketimpangan kualitas

Kedua, berkaitan dengan ketimpangan kualitas. Kini, terdapat hampir 4.356 perguruan tinggi yang terdiri dari 349 PTN dan 4.007 PTS.

Tetapi, masih sangat sedikit perguruan tinggi yang sudah terakreditasi unggul.

“Hanya sekitar 2 persen perguruan tinggi yang memiliki akreditasi unggul. Kita masih menjumpai hampir 30 persen atau sekitar 1.000 perguruan tinggi yang tidak terakreditasi,” katanya.

Hal ini merupakan tantangan besar yang harus diatasi, karena perguruan tinggi yang tidak terakreditasi tidak dapat mengeluarkan ijazah bagi para lulusannya.

Relevansi pendidikan tinggi

Ketiga, terkait dengan relevansi pendidikan tinggi dengan kebutuhan pasar kerja dan tuntutan zaman.

Perguruan tinggi mesti mampu menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan industri dan teknologi saat ini.

“Setiap perguruan tinggi harus memiliki adaptasi yang sangat cepat terhadap perubahan landscape job market yang benar-benar diperlukan dalam dunia usaha dan dunia industri,” paparnya.

Menurut Haris, saat ini mahasiswa tidak bisa hanya bermodalkan ijazah atau sertifikat, tapi harus memiliki keterampilan dan skill yang dibutuhkan dalam dunia kerja.

Salah satu skill yang penting merupakan literasi digital untuk menghadapi zaman artificial intelligence.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*