YOGYAKARTA, KalderaNews.com – Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) menjadi tuan rumah program Commemoration of World Heritage Day 2024.
Gelaran bertajuk “Youth Engagement For World Heritage Preservation” ini merupakan kolaborasi antara UNESCO Jakarta dan National Federation of UNESCO Associations in Japan (NFUAJ).
Acara digelar di Lobby dan Auditorium Kampus II UAJY, dengan dihadiri oleh para mahasiswa dan dosen dari 3 universitas, yaitu Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang.
BACA JUGA:
- 10 Program Bantuan Pesantren dan Pendidikan Keagamaan Islam 2024, Daftar Di Sini!
- P2G: SNBP 2024 Tidak Berkeadilan bagi Sekolah Pengguna Kurikulum Merdeka
- Kronologi Kasus Penipuan Beasiswa Doktoral di Filipina, Berawal Dari Iklan di Sosial Media
Rektor UAJY, Dr. G. Sri Nurhartanto, S.H., LL.M. bersama Chief of Culture Unit UNESCO Jakarta, Moe Chiba membuka acara dengan pemukulan kenong.
Warisan budaya dunia butuh tangan orang muda
Forum ini digelar dalam format workshop dan pameran produk kreatif dengan tujuan untuk mempertemukan pakar warisan budaya dan generasi muda untuk mengenal, melestarikan, dan menemukan peran baru mereka dalam konservasi warisan budaya dunia.
“Heritage preservation tak hanya berkaitan dengan management pelestarian cagar budaya saja, tetapi bagaimana ilmu pengetahuan, material, dan teknologi digunakan agar situs-situs warisan ini tetap hidup dan dikenal oleh semua generasi,” ujar Moe Chiba.
“Kita membutuhkan anak-anak muda untuk menjaga dan melindungi keberlanjutan warisan kita agar tidak rusak dan tetap luhur,” imbuhnya.
Sementara, seminar disampaikan para Pamong Budaya Ahli Muda dari IHA yang menarasikan materi management pelestarian cagar budaya di Candi Borobudur dan situs Sangiran.
Salah satu cara melestarikan cagar budaya yaitu mendekatkan komunitas masyarakat dengan situs budaya di dekatnya.
“Saya melihat kolaborasi antara UNESCO dan UAJY bisa terus kita kembangkan lebih jauh dengan menggandeng komunitas mahasiswa Atma Jaya (Yogyakarta) yang lebih beragam lagi untuk belajar tidak hanya lewat teori saja tetapi secara aktif ikut berpartisipasi bersama dalam project konservasi warisan budaya UNESCO lainnya,” ungkap Moe Chiba.
Kegiatan ditutup dengan fashion show dan creative product exhibition dari Narawasena, Batik Girijati, The Look Kayu, Setitik, dan perwakilan komunitas budaya lainnya dari Yogyakarta, Borobudur, dan Sangiran.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.
Leave a Reply