Kerapuhan Mental Mahasiswa Jadi Bahasan Kongres Asosiasi Kampus Katolik di Indonesia

Konferensi pers Kongres Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik Indonesia (APTIK) 2024. (Ist.)
Konferensi pers Kongres Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik Indonesia (APTIK) 2024. (Ist.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik Indonesia (APTIK) bahas fenomena kerapuhan mental di kalangan mahasiswa.

Demikian kata Ketua APTIK, Prof. B.S Kusbiantoro dalam Kongres APTIK ke-41 di Jakarta, 21-23 Maret 2024.

APTIK merasa perlu kampus mengantisipasi segala bentuk adaptasi yang diperlukan guna mencegah terjadinya kerapuhan mental yang kian meluas di lingkungan kampus.

“Kecemasan, depresi, dan bunuh diri yang terjadi itu merupakan bagian dari illusion of control,” ujar Prof. Kusbiantoro.

BACA JUGA:

Prof. Kusbiantoro menyatakan, meski angka persoalan kesehatan mental belum terdata akurat, namun masalah di era digital mesti menjadi keprihatinan bersama.

“Kami merasa perlu kerja sama agar mahasiswa tidak merasa terisolasi dan agar lembaga konseling bisa secara tepat mengenali gejalanya serta secara tepat bisa mengatasi,” papar Prof. Kusbiantoro.

APTIK perlu dirikan kampus di IKN

Selain kerapuhan mental di kampus, APTIK pun menyoroti pentingnya kolaborasi bersama pemerintah serta industri.

“Selain membahas adaptasi kurikulum terhadap paradigma disrupsi yang terbarukan, kolaborasi serta pengembangan kepedulian sebagai identitas Katolik agar bisa menjadi jawaban terhadap persoalan di tengah masyarakat sudah saatnya dilakukan,” papar Linus M. Setiadi, Ketua Yayasan Atma Jaya Jakarta.

Linus pun menekankan, kongres APTIK kali ini sebagai upaya profleksi untuk maju dan bersinergi bersama menyumbangkan karya terbaik bagi bangsa dan negara.

Selain itu, Linus mengusulkan agar APTIK juga mendirikan perguruan tinggi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, mengingat proyeksi tentang pembangunan nasional untuk mewujudkan menuju Indonesia Emas 2045.

Sementara, Rektor Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Prof. Yuda Turana, bertindak sebagai tuan rumah Kongres APTIK memberikan dukungan terhadap kolaborasi dan sinergi yang dilakukan oleh APTIK.

Prof. Yuda memaparkan, kolaborasi di bidang tridharma dengan kesamaan misi dan visi di lingkungan APTIK diharapkan menghasilkan generasi muda yang berkarakter tangguh.

Anggota APTIK

Nah, anggota APTIK sendiri adalah perguruan tinggi yang berbasis Katolik. Dan inilah kampus yang tergabung dalam APTIK:

  1. Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta
  2. Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung
  3. Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY)
  4. Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta
  5. Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, NTT
  6. STIKES Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya
  7. Universitas Katolik Santo Thomas Medan
  8. Universitas Katolik Widya Karya Malang
  9. Universitas Atma Jaya Makassar
  10. Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
  11. Universitas Katolik Widya Mandala Madiun
  12. Universitas Katolik Musi Charita Palembang
  13. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint. Carolus Jakarta
  14. Universitas Katolik De La Salle Manado
  15. Universitas Widya Dharma Pontianak
  16. Universitas Katolik Darma Cendika Surabaya
  17. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stella Maris Makassar
  18. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gunung Maria Tomohon
  19. Sekolah Tinggi Keguruan dan Pendidikan Weetebula, Sumba
  20. STIKES Santa Elisabeth Medan
  21. Universitas Santo Borromeus Bandung
  22. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Rapih Yogyakarta

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*