JAKARTA, KalderaNews.com – Bullying menjadi permasalahan serius yang tak hanya merugikan korban langsungnya, tetapi juga mengganggu masyarakat pada umumnya.
Apa saja penyebab anak menjadi pelaku bullying?
Kasus bullying kembali terjadi di Indonesia, saat ini terjadi di Sekolah Internasional Binus Serpong.
Ketika membicarakan peristiwa bullying, seringkali fokus tertuju pada korban tanpa memperhatikan penyebab yang mendasari pada pelakunya.
Namun, untuk mengatasi masalah ini secara menyeluruh, penting untuk memahami apa yang mendorong seseorang, terutama anak-anak, menjadi pelaku bullying.
Berikut adalah tujuh penyebab utama yang membuat anak menjadi pelaku bullying:
BACA JUGA:
- 9 Cara Mencegah Perundungan di Sekolah, Bangun Perlindungan bagi Siswa
- Ramai Kasus Bullying di Sekolah, 6 Langkah Menghindarkan Anak dari Perundungan
- Tak Bisa Didiamkan, Kasus Perundungan Sekolah Paling Banyak Terjadi di SD dan SMP
1. Ketidakstabilan emosi
Anak-anak yang mengalami ketidakstabilan emosional, seperti depresi, kecemasan, atau kemarahan yang tidak terkendali, cenderung mencari cara untuk melepaskan frustrasi mereka.
Sayangnya, beberapa di antara mereka memilih jalur yang merugikan lainnya, seperti melakukan tindakan bullying untuk merasa lebih kuat atau berkuasa.
2. Pengaruh lingkungan
Lingkungan di sekitar anak, termasuk keluarga, teman sebaya, dan media, dapat memberikan pengaruh besar terhadap perilaku mereka.
Anak-anak yang terpapar pada perilaku agresif atau tidak pantas di lingkungan mereka mungkin cenderung meniru dan memperluas perilaku tersebut, termasuk menjadi pelaku bullying.
3. Tidak mampu mengelola konflik
Beberapa anak mungkin tidak memiliki keterampilan yang memadai untuk mengelola konflik dengan cara yang sehat dan produktif.
Sebagai gantinya, mereka menggunakan kekerasan verbal atau fisik sebagai alat untuk menyelesaikan ketegangan atau konflik yang muncul di antara mereka dan orang lain.
4. Dorongan untuk mencari perhatian
Beberapa anak mungkin merasa kurang diakui atau diabaikan oleh lingkungan mereka. Untuk mendapatkan perhatian yang mereka inginkan, maka anak mungkin menggunakan perilaku bullying.
Perilaku bullying ini dilakukan oleh anak sebagai cara untuk menonjol atau menarik perhatian dari orang lain, meskipun harus melukai.
5. Merasa tidak aman
Anak-anak yang merasa tidak aman atau merasa rendah diri mungkin menggunakan perilaku bullying sebagai cara untuk merasa lebih kuat atau dominan.
Dengan menekan orang lain, mereka mungkin berharap untuk meningkatkan rasa harga diri mereka sendiri, meskipun itu hanya bersifat sementara.
6. Meniru perilaku orang di sekitarnya
Anak-anak sering meniru perilaku yang mereka lihat dari orang dewasa di sekitar mereka, terutama figur seperti orangtua, guru, atau bahkan tokoh media.
Jika mereka terpapar pada model peran yang menunjukkan perilaku agresif atau tidak empati, mereka mungkin menginternalisasi dan mereplikasi perilaku tersebut.
7. Kurangnya pendidikan tentang empati dan toleransi
Ketidakpahaman akan pentingnya empati, toleransi, dan penghargaan terhadap perbedaan juga dapat menjadi faktor penyebab anak-anak menjadi pelaku bullying.
Tanpa pemahaman tentang bagaimana tindakan mereka dapat mempengaruhi orang lain secara emosional, anak-anak mungkin tidak menyadari dampak negatif dari perilaku mereka.
Untuk mengatasi masalah bullying, tentunya sangat penting bagi kita mencari solusi yang berakar pada penyebabnya.
Dengan memahami faktor-faktor yang mendorong anak-anak menjadi pelaku bullying, kita dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk mencegah dan mengatasi perilaku tersebut.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply