Rektor Diminta Apresiasi Pemerintahan Jokowi, Polisi: Dalam Rangka Cooling System

Para rektor dan ketua perguruan tinggi Katolik yang tergabung dalam jaringan pimpinan perguruan tinggi APTIK di Surabaya pada Sabtu, 3 Februari 2023
Para rektor dan ketua perguruan tinggi Katolik yang tergabung dalam jaringan pimpinan perguruan tinggi APTIK di Surabaya pada Sabtu, 3 Februari 2024 (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

SEMARANG, KalderaNews.com – Sejumlah rektor perguruan tinggi diminta membuat video apresiasi kinerja pemerintahan Jokowi. Intimidasi kepada kampus yang kritis?

Cerita itu diungkapkan Rektor Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Ferdinandus Hindarto.

Ia mengaku dihubungi anggota kepolisian, dan diminta membuat rekaman video pernyataan tentang pemilihan umum dan kinerja pemerintahan Joko Widodo.

BACA JUGA:

“Saya dapat pesan Whatsapp dari seseorang yang mengaku dari Polrestabes Semarang instruksi dari Polda,” cerita Ferdinandus.

Tapi, Ferdinandus tak menanggapi permintaan tersebut. Polisi itu kemudian mencoba meneleponnya. Namun, dia tidak menjawab.

Si polisi pun mengirimkan sejumlah contoh rekaman video dari beberapa pimpinan perguruan tinggi lain yang telah membuat.

Hingga Senin, 5 Februari 2024 lalu, nomor dari orang yang mengaku anggota polisi itu masih mencoba menghubungi Ferdinandus.

Pada Sabtu, 3 Februari 2024, Ferdinandus menghadiri pertemuan pimpinan perguruan tinggi Katolik di Surabaya.

Pertemuan menghasilkan sejumlah sikap menanggapi dinamika nasional terakhir.

Dia menyebut sikap itu sebagai tanggung jawab mereka untuk menyuarakan kebenaran.

Polisi: cooling system

Sementara, Kepolisian Daerah Jawa Tengah atau Polda Jateng buka suara. Pernyataan itu beredar dalam bentuk video di media sosial Tiktok.

“Dalam rangka cooling system,” ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Satake Bayu Setianto pada Selasa, 6 Februari 2024.

Menurut Satake, langkah kepolisian meminta stetemen dari para pimpinan perguruan tinggi tersebut untuk mencegah perpecahan jelang pemilihan umum atau Pemilu 2024.

“Agar pemilu damai,” katanya.

Satake pun menyatakan, upaya meminta testimoni juga dilakukan dari kelompok tokoh masyarakat lainnya.

“Kami juga meminta dari tokoh agama, tokoh adat, dan lainnya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*