AICIS 2024 Hasilkan Semarang Charter, Peran Agama Meredam Konflik Sosial

Plt. Rektor UIN Walisongo, Prof. Dr. Nizar Ali, M.Ag membacakan Semarang Charter. (dok.kemenag)
Plt. Rektor UIN Walisongo, Prof. Dr. Nizar Ali, M.Ag membacakan Semarang Charter. (dok.kemenag)
Sharing for Empowerment

SEMARANG, KalderaNews.com – Annual International Conference for Islamic Studies (AICIS) 2024 hasilkan 9 poin Semarang Charter (Piagam Semarang).

Satu rekomendasi menggarisbawahi pentingnya dialog tokoh agama untuk menekan gejolak konflik sosial politik.

Semarang Charter dibacakan Plt. Rektor UIN Walisongo, Nizar Ali, dalam penutupan AICIS di Semarang, Sabtu, 3 Februari 2024.

BACA JUGA:

AICIS 2024 berlangsung di UIN Walisongo Semarang, 1 – 4 Februari 2024.

Ajang diskusi tahunan ini mengundang para pakar dan pimpinan agama dari dalam dan luar negeri.

Forum ini mengangkat tema “Redefining the Roles of Religion in Addressing Human Crisis: Encountering Peace, Justice, and Human Rights”.

9 poin Semarang Charter

Inilah 9 poin Semarang Charter hasil AICIS 2024:

  1. Keyakinan, tradisi, dan praktik keagamaan di seluruh dunia begitu kaya, beragam, dan tidak bisa ditafsirkan secara monolitik, sehingga masing-masing perlu mengenali dan menghormati keragaman ini sebagai sumber kekuatan dan pemahaman dalam merespons krisis kemanusiaan.
  2. Dalam menghadapi krisis kemanusiaan akhir-akhir ini, komunitas agama-agama harus bersama-sama memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat untuk meringankan penderitaan, membangun solidaritas, dan menciptakaan keadilan dan kesetaraan.
  3. Ajaran agama harus ditafsirkan dan diterapkan dengan cara-cara yang sejuk dan moderat untuk melindungi martabat setiap individu, sehingga diperlukan advokasi untuk menjaga hak asasi manusia dan keadilan sosial di setiap elemen kehidupan manusia.
  4. Untuk menghindari sedikit mungkin terjadinya konflik sosial, ekonomi, bahkan politik, para pemimpin dan lembaga agama harus secara aktif terlibat dalam dialog antar agama dan kepercayaan, menghindari sentimen agama, membina pemahaman, dan kerja sama yang utuh sebagai jembatan empati antar sesama umat manusia.
  5. Menyadari hubungan yang tidak bisa dilepaskan antara agama, kemanusiaan, dan lingkungan, dibutuhkan komitmen untuk mempromosikan segala praktik berkelanjutan yang berkontribusi pada pengelolaan lingkungan hidup dan kesejahteraan planet serta penghuninya.
  6. Masifnya kejahatan dan kebrutalan terhadap sesama manusia akhir-akhir ini, komunitas agama-agama dan keyakinan berkomitmen dan kerja yang nyata dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang terdampak untuk meringankan penderitaan dan mempercepat pemulihan mereka tanpa memandang agama dan keyakinannya.
  7. Komunitas agama-agama dan keyakinan berkomitmen untuk melakukan pemberdayaan dan penguatan yang berkelanjutan bagi masyarakat tanpa memandang agama dan keyakinan guna menghindari berulangnya konflik.
  8. Untuk menjauhkan diri dari sentimen dan provokasi yang dapat merusak hubungan sosial antarsesama umat manusia, komunitas agama-agama dan keyakinan perlu mempromosikan penggunaan teknologi secara bijak dalam rangka menghindari eskalasi konflik yang semakin meningkat.
  9. Para pemimpin agama-agama dan keyakinan berkomitmen untuk mendorong terbentuknya kepemimpinan moral yang dapat menumbuhkan kepercayaan dalam komunitas masing-masing dan masyarakat yang lebih luas.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*