Manajemen Krisis Daihatsu Indonesia: Strategi Menghadapi Skandal Manipulasi Uji Keselamatan

Muhammad Najihul Hibatulloh, Mahasiswa Paramadina Graduate School of Communication (PGSC) Jakarta
Muhammad Najihul Hibatulloh, Mahasiswa Paramadina Graduate School of Communication (PGSC) Jakarta (KalderaNews/Dok. Pribadi)
Sharing for Empowerment

Oleh: Muhammad Najihul Hibatulloh, Mahasiswa Paramadina Graduate School of Communication (PGSC) Jakarta

JAKARTA, KalderaNews.com – Pada Desember 2023, PT. Daihatsu Motor Co., Ltd. (DMC), anak perusahaan terkemuka dari Toyota Motor Corporation (TMC) Jepang, terlibat dalam skandal manipulasi uji keselamatan kendaraan yang konon telah berlangsung selama 30 tahun.

Skandal itu tentu menimbulkan gejolak terkait kualitas produk yang dihasilkan Daihatsu, termasuk mempengaruhi reputasi perusahaan dan kepercayaan masyarakat pada PT. Astra Daihatsu Motor (Daihatsu Indonesia).

Dalam bidang otomotif, kepercayaan konsumen terhadap keselamatan kendaraan menjadi landasan utama. Namun, cara perusahaan mengelola dan memulihkan diri dari skandal manipulasi uji keselamatan kendaraan dapat menjadi ujian sesungguhnya bagi reputasi dan integritas.

BACA JUGA:

Daihatsu Indonesia, produsen mobil yang terkenal dengan komitmennya terhadap kualitas dan keselamatan, menghadapi tantangan besar ketika terungkap skandal yang melibatkan kecurangan dalam uji keselamatan pada beberapa modelnya.

Bagaimana Daihatsu Indonesia menerapkan strategi manajemen krisis untuk mengatasi situasi ini?

Manajemen Krisis

Di dalam teori situational (Situation Crisis Management Theory) yang dikembangkan Ian Mittof dan Ralph Kilman dijelaskan bahwa di dalam manajemen krisis harus menekankan pada pentingnya respons yang disesuaikan dengan karakteristik unik dari setiap krisis.

Situasionalitas menjadi fokus utama untuk merancang strategi manajemen krisis yang efektif.

Ian Mitrof dan Ralph Kilman di dalam Corporate Tragedies: Product Tampering, Sabotage, and Other Catasthropes (1979), organisasi yang menerapkan teori situasional harus memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi dalam merespon perubahan situasional.

Respons yang cepat dan adaptif menjadi kunci untuk mengatasi perubahan yang mungkin terjadi selama krisis.

Di dalam model manajemen krisis yang dikembangkan Mitrof dan Kilman terdapat tiga tahapan yaitu :

  • Analisis Karakteristik Krisis: Organisasi harus mampu menganalisis dan mengidentifikasi karakteristik krisis, termasuk sumberdaya yang terlibat, dampak potensial, dan tingkat kompleksitas. Ini melibatkan pemahaman mendalam tentang akar penyebab dan dinamika krisis.
  • Penentuan Respons yang Tepat: Berdasarkan analisis karakteristik krisis, organisasi kemudian dapat menentukan respons yang paling sesuai. Ini mungkin melibatkan perubahan strategi, pengelolaan resiko, atau langkah-langkah khusus lainnya yang relevan dengan krisis yang sedang dihadapi.
  • Fleksibilitas dan Responsif: Organisasi perlu memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi dalam mengubah strategi manajemen krisis mereka sesuai dengan perubahan situasional. Respons yang cepat dan adaptif menjadi kunci untuk mengatasi perubahan yang mungkin terjadi selama krisis.

Langkah Daihatsu Indonesia

Senada dengan teori di atas PT. Astra Daihatsu Motor (Daihatsu Indonesia) sudah melakukan beberapa langkah dan respons menghadapi situasi krisis tersebut di antaranya:

Pertama, komunikasi yang transparan dan mengakui kesalahan: Daihatsu Indonesia memilih transparansi dan mengakui kesalahan.

Di dalam press release website daihatsu.co.id, mereka segera mengakui adanya masalah, memberikan informasi yang jelas terkait kesalahan yang terjadi dan menyampaikan komitmen untuk menyelasikan situasi.

Dalam hal ini komunikasi yang jujur dan terbuka menjadi dasar pertama dalam membangun kembali kepercayaan konsumen.

Kedua, respons cepat : Daihatsu Indonesia tidak menyia-nyiakan waktu dalam merespons skandal tersebut. Mereka segera mengambil tindakan, termasuk mengklarifikasi bahwa produk-produk yang bermasalah tidak diproduksi di indonesia.

Produk-produk Daihatsu yang tersebar di Indonesia merupakan produksi dalam negeri di bawah naungan Astra Daihatsu Motor, yang mana tidak ada sangkut paut dengan produk yang diproduksi di Jepang maupun luar negeri.

Johan selaku Executive Officer Corporate Function Directorate PT. ADM menyebut produk-produk Daihatsu di Indonesia telah memenuhi syarat teknis keselamatan dan keamanan sesuai dengan standar ketentuan di Indonesia.

Selain itu, produk yang diisukan tersebut dapat dipastikan tidak diperdagangkan di Indonesia

Ketiga, fleksibilitas dalam mengambil tindakan: Daihatsu sempat mengambil tindakan dengan menghentikan sementara ekspor produk Daihatsu Indonesia ke luar negeri sesuai perintah prinsipal, namun hal tersebut sudah mereka hentikan dan telah melakukan kembali pengiriman secara normal per 26 Desember 2023.

Pentingnya Manajemen Komunikasi Krisis

Komunikasi krisis menjadi penting bagi Daihatsu Indonesia dalam menghadapi krisis manipulasi uji keselamatan. Daihatsu Indonesia perlu memastikan bahwa informasi yang dikomunikasikan kepada publik akurat dan transparan, serta memastikan bahwa kendaraan yang diproduksi, didistribusi, dan dipasarkan di Indonesia tidak memiliki masalah kualitas dan keselamatan.

Selain itu, Daihatsu Indonesia juga perlu memperhatikan kepentingan publik dan memastikan bahwa kendaraan mereka memenuhi syarat teknis keselamatan dan keamanan sesuai dengan regulasi yang berlaku di Indonesia.

Dalam menghadapi krisis ini Daihatsu Indonesia menunjukkan bahwa manajemen krisis yang efektif dan komunikasi krisis yang jelas dan terstruktur sangat penting dalam menghadapi situasi yang menantang.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*