Indonesia-Belanda Berkolaborasi Menyeimbangkan Infrastruktur Hijau dan Abu-abu

Talk show Kementerian Indonesia-Belanda bertemakan "Balancing Green and Grey Infrastructure" atau "Menyeimbangkan Infrastruktur Hijau dan Abu-abu" di Jakarta pada 29 November 2023
Talk show Kementerian Indonesia-Belanda bertemakan "Balancing Green and Grey Infrastructure" atau "Menyeimbangkan Infrastruktur Hijau dan Abu-abu" di Jakarta pada 29 November 2023 (KalderaNews/Do. Nuffic Southeast Asian)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Dalam sesi talk show yang diselenggarakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (PUPR) pada 29 November 2023 lalu, dua pemimpin inspiratif dari Kementerian Indonesia dan Belanda terlibat dalam perbincangan yang bertemakan ‘Balancing Green and Grey Infrastructure‘ atau ‘Menyeimbangkan Infrastruktur Hijau dan Abu-abu’.

Acara ini merupakan salah satu rangkaian dari Direktur Jenderal Air & Tanah Kementerian Infrastruktur dan Pengelolaan Air (Water & Soil to the Ministry of Infrastructure and Water Management) Kerajaan Belanda ke Indonesia (I&W).

Dalam talkshow tersebut, Sekretaris Jenderal Mohammad Zainal Fatah dan Direktur Jenderal Jaap Slootmakers berbagi pandangan tentang kolaborasi antara Indonesia dan Belanda di bidang air yang telah berjalan lebih dari empat puluh tahun.

BACA JUGA:

Sesi diskusi ini menjadi bukti pentingnya kolaborasi ini bagi kedua belah pihak, mengingat adanya tantangan bersama dalam pengelolaan air, khususnya di bidang yang terkait pengelolaan air.

Berbagai pertanyaan muncul dari para peserta yang terdiri dari para profesional muda dan mahasiswa yang terlibat aktif di sektor air. Sekretaris Jenderal Mohammad Zainal Fatah menyatakan perlunya keseimbangan antara infrastruktur abu-abu dan hijau.

Pengelolaan Air Harus Selaras dengan Alam

Sementara itu, Direktur Jenderal Jaap Slootmakers menekankan pentingnya melihat kota secara terintegrasi dan mengubah cara kita memandang isu pengelolaan air ke dalam konteks yang lebih selaras dengan alam.

Kolaborasi antara Indonesia dan Belanda dalam mengatasi tantangan terkait air telah berlangsung selama empat dekade.

Sekretaris Jenderal Mohammad Zainal Fatah menekankan bahwa kemitraan ini berperan penting dalam menemukan solusi inovatif, khususnya di bidang manajemen risiko banjir dan keterlibatan pemuda.

Direktur Jenderal Jaap Slootmakers sependapat dengan menyatakan, “Kolaborasi kami dengan Indonesia sangat penting dalam menghadapi tantangan air bersama. Dibutuhkan kombinasi infrastruktur abu-abu dan hijau untuk membangun ketahanan dan keberlanjutan di kota-kota modern, terutama terkait manajemen sumber daya air dan risiko banjir.”

Berdasarkan pengalaman mereka sebagai profesional di bidang air, kedua narasumber ini membagikan beberapa pelajaran berharga kepada generasi muda.

Fatah menekankan bahwa mengatasi tantangan air di Indonesia tidak hanya membutuhkan keahlian teknis, tetapi juga mencakup aspek-aspek lain, seperti kepatuhan terhadap peraturan dan inklusi sosial.

Secara khusus, Fatah menekankan pentingnya membangun jaringan karena penyelesaian masalah air bersifat multi-sektoral.

Selain itu, Direktur Jenderal Jaap Slootmakers mendorong para calon profesional di bidang air untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka, serta memungkinkan mereka untuk berkembang dan menikmati pekerjaannya.

Perwakilan dari dua negara ini lebih lanjut menekankan bahwa kelanjutan kolaborasi antara kedua pemerintah diperkuat dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) 2022-2027.

Perjanjian ini menetapkan landasan bagi pengembangan lebih lanjut kemitraan berkelanjutan, memastikan upaya berkelanjutan untuk mengatasi tantangan terkait air.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*