YOGYAKARTA, KalderaNews.com – Universitas Sanata Dharma (USD) menggelar pertunjukkan wayang kulit dalam rangka memperingati Dies Natalis Kampus yang ke-68.
Acara pagelaran wayang kulit itu diselenggarakan di Kampus III USD Paingan, pada hari Jumat 8 Desember 2023 malam.
Adapun pertunjukan wayang tersebut menampilkan Dalang Ni Elisha Oscarus Allasso dengan lakon Petruk Dadi Ratu.
BACA JUGA:
- Dies Natalis ke-22, FK UPH Syukuri Peringkat Pertama Fakultas Kedokteran Swasta di Indonesia Versi EduRank
- Dies Natalis ke-70 Universitas Kristen Indonesia (UKI), Dukung Kampanye Pola Hidup Sehat
- Dies Natalis ke-64 Universitas Tarumanegara (Untar), Menuju Universitas Berkelas Internasional
Pagelaran wayang, rangkaian dari dies natalis kampus
Ketua Panitia Dies Natalis sekaligus Wakil Rektor IV USD, Ceclia Tutyandari, Ph.D., menyampaikan Dies Natalis ke-68 mengangkat tema Keberagaman.
Adapun institusi utamanya, USD menjadi peran utama dalam berkontribusi untuk mewujudkan pluralisme dan kebersamaan.
“Bagaimana institusi ini bisa berkontribusi dalam penciptaan suasana dan segala bentuk kepentingan,” katanya.
Sebelumnya, rangkaian Dies Natalis ke-68 USD ditandai dengan kegiatan jalan sehat, lomba mewarnai dan menggambar, balap karung dan bakiak serta memancing.
Kegiatan Dies Natalis ke juga diramaikan dengan pembagian doorprize. Selain itu, kegiatan Dies Natalis ke-68 Sanata Dharma juga dilanjutkan dengan berbagai kegiatan.
Seperti bakti sosial, donor darah, turnamen olahraga, seminar ilmiah, malam apresiasi mahasiswa dan ada puncak Dies Natalis.
Rektor USD, Albertus Bagus Laksana, SJ, SS, Ph.D., mengatakan pada usia yang ke-68, masih banyak hal harus diusahakan untuk kemajuan bangsa dan negara.
Terutama melalui lewat Tri Dharma perguruan tinggi dan mahasiswa. “Dan ini akan terus kami usahakan,” kata Albertus.
Angkat Lakon Petruk Dadi Ratu
Mengenai gelaran wayang kulit, Albertus mengatakan bahwa menggelar kesenian wayang kulit. bisa membangun nilai-nilai dan keutamaan masyarakat Jawa.
Ia berharap agar para penonton terdiri dari sebagian besar adalah civitas akademika dan warga sekitar mampu merefleksikan terkait dengan lakon Petruk Dadi Ratu yang ditampilkan.
“Bagaimana Petruk menertawan para pengusasa. Petruk menjadi penguasq. Segala perilaku dari petruk. Dan lewat pementasan ini kami harapkan ini jadi cerminan dan kritik diri, penguasa dan kualitas dari demokrasi kita. Ini perlu kita renungkan,” katanya.
Sementara Dalang Ni Elisha Oscarus Allasso mengatakan sengaja menampilkan lakon Petruk Dadi Ratu karena lakon ini pas dengan kondisi sosial masyarakat Indonesia saat ini.
“Di mana, Petruk yang merupakan warga biasa diberikan kewenangan dan posisi sebagai raja. Namun, dalam perkembangannya Petruk gagal menjalankaj pemerintahan dan banyak menyalahgunakan kewenangan dan kekuasaannya,” ungkapnya.
Elisha memboyong sekitar total 50 orang termasuk pemain gamelan dan sinden. Sedangkan lama waktu ia memainkan wayang sekitar lima sampai enam jam dalam waktu semalam.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply