Wisuda Universitas Prasetiya Mulya, Menjadi Manusia di Tengah Gempuran Kecerdasan Buatan

Sharing for Empowerment

Gerak perubahan tersebut melahirkan sumber energi baru dan terbarukan, seperti genome editing technologies, Artificial Intelligence (AI), Quantum Computing dan Blockchain.

Ini merupakan suatu tanda bahwa dunia terus bergerak dengan cepat.

“Meskipun reaksi terhadap teknologi tersebut bisa beragam, kita harus melihatnya sebagai peluang yang tak ternilai. Saya berharap dengan menggabungkan kreativitas dan inovasi, Universitas Prasetiya Mulya kembali menjadi garda depan pembaruan pemikiran di Indonesia,” ujar Edwin.

AI tidak sepintar manusia

Dalam wisuda ini, hadir pula Prof. Stella Christie dari Tsinghua University, ahli psikologi kognitif menyampaikan pidato ilmiah.

Ia menjelaskan bahwa di era gempuran manusia versus kecerdasan buatan (AI) dengan revolusi yang dihadirkan, ketakutan adalah hal yang perlu kita rasakan

Katanya, ketakutan bukan berarti hal yang tidak baik, justru ketakutan ini menyadarkan akan ada persaingan.

“Ketakutan itu harus disertai kesadaran, bahwa walaupun sangat membantu ternyata kecerdasan buatan (AI) tidak sepintar yang kita pikirkan,” katanya.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*