Sementara itu, sensor ultrasonik digunakan untuk menghindari rintangan dan mengukur jarak dari objek di sekitar kursi roda.
”Integrasi GPS pada aplikasi ini untuk memberikan informasi tentang lokasi kursi roda dan pengguna, serta trak lintasan. Sedangkan integrasi IoT digunakan untuk membuat kursi roda terhubung ke jaringan internet dan berinteraksi dengan sistem lain, seperti perangkat mobile atau sistem perawatan medis,” ungkap Ignatius Deradjad Pranowo, S.S., M.Eng., mewakili tim Fakultas Vokasi USD.
Ia menambahkan hal ini memungkinkan pengiriman data real-tme, pemantauan jarak jauh, dan penyampaian informasi yang penting”
Lebih jauh, Derajad juga menyampaikan bahwa melalui integrasi berbagai teknologi dalam kursi roda cerdas tersebut, seorang penderita stroke juga akan sangat terbantu untuk mendapatkan bantuan atau pertolongan dari tenaga medis jika diperlukan.
”Melalui koneksi IoT, informasi seperti lokasi, kondisi fisik pengguna, dan pergerakan kursi roda dapat dikirimkan kepada perawat atau tenaga medis. Ini memungkinkan pemantauan jarak jauh dan intervensi cepat jika diperlukan,” ungkap Derajad.
Leave a Reply