Profil 6 Tokoh yang Baru Diberi Gelar Pahlawan Nasional

Sharing for Empowerment

Kakeknya juga seorang Kepala Desa Kertagama, putra dari Buyut Liuh yang merupakan putra seorang Pangeran Cirebon.

Jika ditelusuri, KH. Abdul Chalim masih memiliki ikatan darah dengan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Djati.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Sekolah HIS (Hollandsch Inlandsche School), dia belajar di beberapa pesantren di wilayah Leuwimunding dan Rajagaluh, di antaranya Pondok Pesantren Banada, Pondok Pesantren al-Fattah Trajaya, dan Pondok Pesantren Nurul Huda al Ma’arif Pajajar.

Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya ke Makkah pada 1913, menimba ilmu agama.

Sepulangnya dari Makkah, ia bergabung dengan KH. Abdul Wahab Hasbullah yang memiliki komitmen untuk memerdekakan Indonesia.

Ia membantu menangani dan mengelola organisasi-organisasi yang telah dirintis oleh KH. Abdul Wahab Hasbullah, yaitu Nahdlatul Wathan yang lalu menjadi Syubbanul Wathon.

Dia wafat di Leuwimunding pada 12 Juni 1972 di Leuwimunding.

Kini, namanya diabadikan menjadi nama perguruan tinggi di Mojokerto, yaitu “Institut Pesantren KH. Abdul Chalim Mojokerto” yang kini berproses jadi Universitas Pesantren KH. Abdul Chalim Mojokerto.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*