Ternyata, Sampah Sisa Makanan Bisa Bikin Perubahan Iklim Makin Parah Lho, Ini Penjelasannya!

Sampah sisa makanan. (Ist.)
Sampah sisa makanan. (Ist.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Ternyata, sampah sisa makanan dapat menghasilkan gas rumah kaca; gas yang dapat memerangkap panas matahari di dalam atmosfer bumi.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan bahwa gas rumah kaca merupakan salah satu penyebab kunci terjadinya perubahan iklim.

BACA JUGA:

Timbulkan gas rumah kaca

Di antara gas-gas rumah kaca tersebut adalah gas karbon dioksida, gas nitrogen dioksida (NO2), gas freon (SF6, HFC, PFC), dan gas metana.

Gas rumah kaca ini dilepaskan dari proses pembusukan pada timbunan sampah makanan.

Terlebih, semakin banyak proses yang sudah dilalui oleh suatu makanan terbuang, maka semakin banyak pula gas rumah kaca yang dihasilkan.

Hal ini menunjukkan bahwa jika nasi sisa yang dibuang akan menghasilkan gas rumah kaca yang lebih banyak daripada sampah padi.

Potensi sampah makanan tentu berdampak terhadap perubahan iklim dihitung berdasarkan berat kilogram gas CO2 yang dihasilkan setiap 1 ton sampah makanan.

Pada tahun 2019, potensi dampak per 1 ton sampah makanan di Indonesia adalah 4051,5 kg gas CO2.

Sementara, dalam 20 tahun terakhir, rata-rata potensi dampak gas CO2 yang dihasilkan per 1 ton sampah makanan adalah 2324,24 kg.

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa membuang makanan memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap perubahan iklim, terutama terhadap polusi gas rumah kaca.

Sampah sisa makan di Indonesia

Sisa makanan merupakan timbulan sampah paling banyak dari total sampah nasional
dengan proporsi 40,64% dari total sampah nasional.

Berlandas data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) KLHK, volume timbulan sampah di Indonesia mencapai 35,92 juta ton sepanjang 2022.

Sementara, dikutip dari Laporan Kajian Food Loss & Waste di Indonesia tahun 2021 yang dirilis Bappenas, total jumlah sampah makanan dalam negeri mencapai 48 juta ton per tahun.

Timbunan sampah makanan ini terjadi secara berkelanjutan dan meningkat setiap tahun. Hal ini tentu akan berdampak yang signifikan terhadap lingkungan, termasuk perubahan iklim.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*