JAKARTA, KalderaNews.com – Ternyata, sampah sisa makanan dapat menghasilkan gas rumah kaca; gas yang dapat memerangkap panas matahari di dalam atmosfer bumi.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan bahwa gas rumah kaca merupakan salah satu penyebab kunci terjadinya perubahan iklim.
BACA JUGA:
- Duh, Ternyata Total Sampah Nasional Paling Banyak Sisa Makanan Lho!
- Pemkot Bandung Membentuk Satgas Pelajar untuk Mengelola Sampah di Sekolah-Sekolah
- Walhi: Ribuan Sampah Kemasan Plastik Sekali Pakai Cemari Pesisir Jakarta
Timbulkan gas rumah kaca
Di antara gas-gas rumah kaca tersebut adalah gas karbon dioksida, gas nitrogen dioksida (NO2), gas freon (SF6, HFC, PFC), dan gas metana.
Gas rumah kaca ini dilepaskan dari proses pembusukan pada timbunan sampah makanan.
Terlebih, semakin banyak proses yang sudah dilalui oleh suatu makanan terbuang, maka semakin banyak pula gas rumah kaca yang dihasilkan.
Hal ini menunjukkan bahwa jika nasi sisa yang dibuang akan menghasilkan gas rumah kaca yang lebih banyak daripada sampah padi.
Potensi sampah makanan tentu berdampak terhadap perubahan iklim dihitung berdasarkan berat kilogram gas CO2 yang dihasilkan setiap 1 ton sampah makanan.
Pada tahun 2019, potensi dampak per 1 ton sampah makanan di Indonesia adalah 4051,5 kg gas CO2.
Leave a Reply