UII Yogyakarta Kukuhkan Profesor di Bidang Ilmu Kimia dan Pengantar Rancang Kota

Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta mengukuhkan dua profesor di bidang Ilmu Kimia dan Pengantar Rancang Kota. (Dok.UII)
Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta mengukuhkan dua profesor di bidang Ilmu Kimia dan Pengantar Rancang Kota. (Dok.UII)
Sharing for Empowerment

YOGYAKARTA, KalderaNews.com – Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta mengukuhkan dua profesor di bidang Ilmu Kimia dan Pengantar Rancang Kota.

Dosen tersebut bernama Prof. Drs. Allwar, M.Sc., Ph.D. yang dikukuhkan sebagai professor dalam Bidang Ilmu Kimia.

Sementara untuk dosen yang dikukuhkan sebagai professor dalam Bidang Ilmu Pengantar Rancang Kota adalah Prof. Ar. Suparwoko, Ir. MURP. Ph.D. IAI. IAP.

BACA JUGA:

Pengukuhan itu diselenggarakan dalam Rapat Terbuka Senat UII pada beberapa waktu lalu, di Auditorium Abdul Kahar Mudzakkir.

Komposit sebagai material maju untuk energi dan lingkungan

Dalam pidato pengukuhannya yang bertajuk Komposit Sebagai Material Maju Untuk Energi dan Lingkungan mengemukakan banyak hal.

Ia memaparkan dampak negatif dari kemajuan industri dan pemanfaatan material maju sebagai bagian dari mitigasi dampak negatif tersebut.

Nanokomposit menjadi fokus utama dalam penelitiannya meliputi nanokomposit sebagai adsorben serta katalis untuk proses hidrokraking atau hidrogenasi dalam mencari sumber energi terbarukan.

Menurutnya, Aplikasi nanomaterial komposit sangat menjanjikan sebagai adsorben dan fotokatalis terutama untuk menjaga kesehatan lingkungan perairan.

Inovasi pengembangan kota kecil

Selain Alwar, Suparwoko juga menyampaikan pidato dengan  materi tentang Inovasi Pengembangan Kota Kecil Berbasis Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Indonesia.

Dalam topik pembuka, Prof. Suparwoko membawa Pantai Selatan Jawa Tengah sebagai studi kasus untuk hilirisasi desa kota dengan kajian wisata pantai.

Menurut Suparwoko, pembangunan kota kecil berbasis perumahan MBR sangat signifikan dibutuhkan dan perlu dilakukan secara simultan kerjasama top down dan bottom up.

Pembangunan ini sangat baik dan rasional untuk dirancang, mengingat pendekatan yang digunakan adalah local genius dari Surya Mandala dan Catur Gatra Tunggal dari Kerjaan Majapahit.

Temuan Prof. Suparwoko terinspirasi dari Pembangunan kota Barcelona, Spanyol sejak tahun 1830-an mengenai kerjasama antara Madrid dan Barcelona.

Kerjasama dalam peneluran konsep perluasan kota dan mengutamakan daerah di luarnya tersebut bagus dijadikan inspirasi.

Pendekatan ini juga ditemukan dalam Surya Majapahit meski belum digunakan untuk pendekatan spasial.

Ia juga menitik beratkan pada Local Genius Catur Gatra Tunggal, yakni integrasi ideal antara Keraton, Agama, Alun-alun, serta Pasar.

Menurut Suparwoko, Local Genius Catur Gatra Tunggal bisa diolah menjadi alternatif pengembangan kota kecil di Indonesia.

Di samping temuan-temuannya, tidak lupa Suparwoko mengingatkan tentang pentingnya upaya integrasi dan kerja kolektif antar stakeholder yang seharusnya terlibat.

“Pembangunan kota kecil berbasis MBR di Indonesia perlu kebersamaan potensi integrasi PENTAHELIX (konsep multi pihak) yang bekerja sama antara Pemerintah, Masyarakat, Perguruan Tinggi, Dunia Usaha, dan Media Masa” papar Suparwoko.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*