TANGERANG, KalderaNews.com – BRIN-LDE Academy 2023 resmi digelar 23-27 Oktober 2023. BRIN-LDE Academy adalah sebuah lokakarya multidisipliner yang fokus pada inisiatif-inisiatif yang diperlukan untuk menciptakan sebuah, kota yang cerdas, berkelanjutan, sehat, dan inklusif dalam konteks Indonesia modern.
Lokakarya ini bertujuan untuk mengeksplorasi solusi berkelanjutan untuk menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi oleh kota-kota metropolitan seperti Jakarta, ibu kota Indonesia yang sedang dibangun (IKN Nusantara), dan pusat-pusat kota besar dan menengah lainnya di seluruh nusantara, baik bagi para pelaku, pembuat kebijakan, maupun penduduknya.
Acara ini diselenggarakan berkat kerjasama antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), tiga universitas (terbaik) dari Belanda yaitu Leiden, TU-Delft, dan Erasmus Universities dan didukung oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
BACA JUGA:
- Minister Robbert Dijkgraaf: Kolaborasi Pendidikan dan Penelitian untuk Hadapi Tantangan Masa Depan
- Prof Nizam Undang Belanda Buka Cabang Universitas Terbaiknya di Indonesia
- Menteri Nadiem: Tingkatkan Kualitas Pendidikan dengan Kolaborasi Pendidikan Indonesia-Belanda
Acara diikuti oleh sekitar 130 peneliti dan akademis dari berbagai institusi pendidikan dan penelitian di Indonesia dan Belanda.
Para peserta lokakarya dari berbagai lembaga pengetahuan di Indonesia telah mengirimkan makalah penelitian asli mereka, studi kasus, dan perspektif teoritis yang membahas tiga topik penting dalam akademi ini: AI dan Ekonomi Digital yang Sedang Berkembang; Hubungan Manusia dan Lingkungan di Kota; dan Warisan Budaya dan Politik Bahasa.
Salah satu inisiator kegiatan ini, Bart Barendregt, Profesor Antropologi Keragaman Digital di Universitas Leiden, berharap bahwa dengan menyatukan para peneliti dari berbagai disiplin ilmu dan mendengarkan berbagai perspektif akademis diharapkan dapat bersama-sama mengatasi sejumlah masalah terbesar zaman ini yang banyak dialami dan dirasakan oleh para penduduk kota.
“Mungkin ada jawaban yang selama ini terlewatkan, bentuk-bentuk ketahanan atau kecerdikan lokal yang belum memperoleh cukup perhatian, atau mungkin kita perlu belajar mengajukan pertanyaan dengan cara yang berbeda, dan selama pelaksanaan akademi ini kita bisa belajar banyak hal dari satu sama lain,” tegasnya di Serpong pada Senin, 23 Oktober 2023.
Ia menambahkan konsepsi tentang cerdas, sehat, dan keberlanjutan dapat berarti hal yang sangat berbeda dan terkadang bertentangan satu sama lain, tergantung di mana dan bagaimana kita dilahirkan dan dibesarkan di dunia ini.
Kokreasi Jadi Kunci
Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora BRIN, Profesor Ahmad Najib Burhani menambahkan kokreasi adalah kata kunci dari akademi ini. Selama akademi berlangsung, para peserta akan terlibat dalam diskusi panel, kunjungan lapangan, lokakarya penulisan makalah akademis dan proposal penelitian kolaboratif, serta pembahasan penerbitan bersama hasal-hasil penelitian dari akademi ini.
Ia menambahkan bahwa akademi ini tidak berhenti pada kegiatan selama lima hari, namun diharapkan para ilmuwan dari berbagai latar belakang yang berpartisipasi dalam akademi ini dapat membentuk tim peneliti dan mengajukan proposal kolaborasi untuk berbagai skema penelitian, serta menciptakan dan memperluas jaringan akademik antar para peneliti yang terlibat selama dan setelah akademi.
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Asep Saepudin Jahar, menegaskan bahwa kota yang cerdas dan sehat akan mendorong tercipatanya masayarakat yang sehat, inklusif dan berkelanjutan.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply