Ratusan Guru Penggerak Diskusikan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal

Guru penggerak. (Dok.Kemendikbudristek)
Guru penggerak. (Dok.Kemendikbudristek)
Sharing for Empowerment

YOGYAKARTA, KalderaNews.com – Ratusan guru penggerak dari berbagai provinsi DIY mengikuti seminar untuk mendiskusikan pendidikan berbasis keunggulan lokal.

Kegiatan itu berupa Seminar Nasional Pendidikan Paradigma Baru (SendiParu) dan dilaksanakan secara luring dan daring di Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) DIY beberapa waktu lalu.

Para pendidik ini mendiskusikan terkait pendidikan berbasis kearifan lokal, salah satunya konsep pendidikan khas kejogjaan yang saat ini sedang dikembangkan di wilayah DIY.

BACA JUGA:

Pendidikan berbasis kearifan lokal untuk guru penggerak

Kepala BBGP DIY Adi Wijaya menjelaskan pelaksanaan seminar itu mengangkat tema “Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dengan Menerapkan Asset Based Thinking”.

Menurutnya, seminar itu merupakan program inovasi menjadi bagian dari prioritas Kemendikbudristek khususnya Guru Penggerak dan Sekolah Penggerak.

Adapun tema yang diangkat secara khusus berkaitan dengan pendidikan berbasis kearifan lokal. Peserta berjumlah 317 dari berbagai provinsi di Indonesia.

 “Pesertanya dibagi ada luring dan daring. Untuk luring ini dari DIY ada guru, pengawas dan kepala sekolah, kemudian dari luar DIY secara daring,” katanya, Selasa.

Ia menambahkan salah satu materi yang dibahas terkait dengan pendidikan berbasis kearifan lokal dengan menerapkan aset based thinking khususnya kebudayaan yang ada di wilayah DIY.

Melalui pembahasan ini peserta dari DIY selain bisa memahami konsep pendidikan tersebut namun juga diharapkan bisa menginspirasi guru penggerak dari daerah lain di luar provinsi DIY.

Hal ini dikarenakan konsep pendidikan berbasis kearifan lokal sangat memungkinkan diterapkan setiap daerah dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki.

“Sehingga apa pun keunggulan dan aset yang dimiliki oleh sekolah dan lingkungannya sehingga bisa betul-betul dimanfaatkan, menggunakan aset yang ada, sehingga apa aset yang dimiliki itulah dioptimalkan,” ujarnya.

Pendidikan kejogjaan ajarkan olah pikir, rasa dan hati

Kepala Disdikpora DIY Didik Wardaya mengatakan di DIY saat ini sedang dikembangkan sebuah konsep pendidikan kejogjaan.

Diharapkan konsep itu bisa diteruskan ke peserta didik agar memiliki karakter yang baik. Ia mencontohkan salah satu konsep sumbu filosofi Kota Jogja.

Di dalamnya menyimpan ajaran penting bagi umat manusia dari lahir sampai kembali ke sang pencipta.

Ia berharap konsep semacam itu bisa diinformasikan ke peserta didik tidak hanya sekadar mengetahui namun juga memiliki olah pikir, olah rasa hingga olah hati.

“Dengan kecerdasan intelektual, emosional, spiritual maupun fisik itu yang perlu didorong, sehingga bisa menghilangkan mengatasi segala persoalan di tengah masyarakat. Prinsipnya banyak filosofi, nilai ajaran dari Jogja ini yang terbangun dalam pendidikan khas kejogjaan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*