![Anak-anak mencari sumber air bersih. (Ist.) Anak-anak mencari sumber air bersih. (Ist.)](https://www.kalderanews.com/wp-content/uploads/2023/10/Anak-anak-mencari-sumber-air-bersih.-Ist-600x381.jpg)
JAKARTA, KalderaNews.com – Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyatakan, teknologi dan kearifan lokal (local wisdom) jurus ampuh atasi krisis air akibat perubahan iklim.
Menurut Dwikorita, saat ini terjadi kesenjangan yang lebar antara negara maju dengan negara berkembang, negara kepulauan, dan negara miskin.
Terutama dalam hal kapasitas sosial-ekonomi dan teknologi yang sangat berpengaruh dalam mewujudkan ketangguhan di negara tersebut.
BACA JUGA:
- Bumi Kian “Mendidih”, BMKG Ajak Generasi Muda Segera Lakukan Aksi Nyata
- BMKG Sebut, Waktu Kedatangan Tsunami Selalu Beda, Inilah Ciri-ciri Awal Bencana Tsunami
- Prediksi BMKG: Oktober Masih Kering, Jangan Main Api, Tapi November Rain Kok!
Kondisi ini berimbas pada ketangguhan dalam beradaptasi dan memitigasi dampak perubahan iklim, terutama terkait ketersediaan air, pangan, dan energi.
“Indonesia sendiri relatif memiliki kemampuam teknologi yang cukup baik, ditambah berbagai kearifan lokal budaya masyarakat yang dapat menutup kesenjangan tersebut,” ungkap Dwikorita.
Adaptasi dan memitigasi perubahan iklim
Dwikorita mengatakan, berdasarkan laporan dari Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization – WMO), 60% kerugian bencana di negara maju terjadi akibat perubahan iklim, namun dampak terhadap produk domestik bruto (PDB) negara tersebut hanya sekitar 0,1%.
Leave a Reply