Ini Bukti Nyata Anak-anak Muda Peduli Isu Iklim, Ekonomi Biru, Polusi Laut dan Tata Kelola Laut

Keluarga nelayan di Pantai Ora
Keluarga nelayan di Pantai Ora (KalderaNews/JS de Britto)
Sharing for Empowerment

NUSA DUA, KalderaNews.com – Sejumlah anak muda dari negara-negara pulau dan kepulauan sejatiya peduli dengan aksi iklim berbasis kelautan, mendorong ekonomi biru yang berkelanjutan, memberantas polusi laut, dan mengintegrasikan tata kelola laut yang inklusif dan antargenerasi.

Komitmen ini disampaikan Perwakilan Delegasi Pemuda AIS dari Mauritius, Yuv Sungkur di sela-sela sesi working luncheon Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum di Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Rabu, 11 Oktober 2023.

Yuv Sungkur menyampaikan bahwa para delegasi muda telah berkumpul pada 6-7 Oktober 2023 dan menyepakati Deklarasi Pemuda AIS yang pertama. Deklarasi tersebut merupakan dokumen penting yang akan menjadi pencapaian bersejarah bagi negara kepulauan, berisi pernyataan dari 26 delegasi yang mewakili Karibia, Pasifik, dan Samudra Hindia.

BACA JUGA:

Dalam deklarasi tersebut, Yuv Sungkur menyebut, empat tema strategis utama dibahas dan disepakati, yakni mendukung aksi iklim berbasis kelautan, mendorong ekonomi biru yang berkelanjutan, memberantas polusi laut, dan mengintegrasikan tata kelola laut yang inklusif dan antargenerasi.

Yuv Sungkur menjelaskan bahwa deklarasi ini merupakan pengingat bersejarah bahwa kaum muda dari negara-negara kepulauan akan terus bersuara demi pencapaian masa depan yang lebih baik bagi lautan, yang akan selalu didorong oleh tindakan lokal mereka. Bersamaan dengan deklarasi tersebut, terdapat serangkaian rencana aksi individu di mana para delegasi akan melaksanakan komitmennya sendiri dan mengubahnya menjadi tindakan nyata.

Nadea Nabilla dan Fajar Sidik Abdullah Kelana dari Indonesia

Dalam kesempatan tersebut, terdapat dua anak muda Indonesia yang turut memaparkan inovasi mereka, yakni Nadea Nabilla dan Fajar Sidik Abdullah Kelana. Nadea Nabilla menjelaskan bahwa dua juta nelayan skala kecil menghasilkan lebih dari delapan juta ton karbondioksida per tahun. Hal tersebut disebabkan oleh penggunaan bensin yang menghabiskan 70 persen pendapatan mereka.

Untuk itu, dia membuat suatu inovasi berupa mesin kapal listrik nelayan, Manta One, yang disebutnya dapat mengurangi karbon hingga 78 persen.

Nadea menjelaskan peralihan dari mesin pembakaran ke Manta One akan memberikan dampak langsung terhadap pengurangan karbon sebesar 78 persen dan efisiensi biaya per perjalanan sebesar 70 persen. Ini merupakan kebanggaan sekaligus kebahagiaan bagi Indonesia.

Sementara itu, Fajar Sidik Abdullah Kelana menjelaskan dampak perubahan iklim terhadap sektor perikanan budidaya. Menurutnya, perubahan iklim telah menyebabkan penurunan kualitas air dan menyebabkan gagal panen yang berdampak pada 2,2 juta petani ikan di Indonesia dan petani ikan di belahan dunia lainnya.

Berangkat dari isu tersebut, Fajar membuat sebuah inovasi berupa microbubble aerator berkelanjutan yang terintegrasi untuk meningkatkan kualitas air di sektor budidaya perikanan.

Inovasi tersebut, menurutnya, terbukti mampu meningkatkan produksi budidaya perikanan dan pendapatan petani ikan sebesar 30 persen. Inovasi tersebut juga menurunkan amonia dalam air sebesar 17 persen dan menurunkan konsumsi listrik sebesar 40 persen dibandingkan dengan teknologi aerator yang ada saat ini.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*