JOMBANG, KalderaNews.com – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menegaskan ideologi dan independensi pesantren harus dipertahankan.
“Ada banyak pesantren yang mengalami ‘kepayahan’ dalam memenuhi kebutuhan operasional sehingga tidak sedikit pesentren yang kemudian menggadaikan otoritasnya untuk mempertahankan operasional pesantren,” kata Gus Men di Jombang pada Jumat, 22 September 2023.
Yang paling pendek itu, jelasnya, ya di urusan politik dengan menggadaikan ideologi dan independensi pesantrennya hanya untuk sekadar mempertahankan operasional pesantren.
“Kita boleh menyangkal itu namun ada fakta pesantren seperti itu. Ini yang kemudian membuat saya dan kawan-kawan di Kemenag tergerak untuk melakukan sesuatu,” sambung Gus Men.
BACA JUGA:
- Semua Lembaga Pendidikan Keagamaan Wajib Gunakan BTU Pendidikan Pancasila, Termasuk Pesantren
- Inilah 68 Pondok Pesantren yang Meraih Penghargaan Anugerah Satu Abad Nahdlatul Ulama
- 47.561 Penyandang Disabilitas Belajar di Madrasah, Pesantren dan PTKI
Gus Men pun berharap dalam saresehan ini para pimpinan dan pengasuh pondok pesantren dapat bersinergi dengan tim percepatan program Kemandirian Pesantren Kementerian Agama.
“Saya berharap saresahan ini menjawab kegelisahan itu. Masa khitmad saya ada satu tahun anggaran lagi semoga bisa membuat pesantren berdaya. Kehadiran saya di sini untuk mendengarkan secara langsung apa yang diinginkan dari pesantren,” kata Gus Men.
“Sehingga satu tahun anggaran ke depan bisa kita manfaatkan sepenuhnya untuk kebutuhan pesantren apakah terkait teknologi informasi, program pengembangan bisnis pesantren, hingga pelatihan-pelatihan digitalisasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing pesantren,” lanjut Gus Mem.
Untuk itu, tambah Gus Men, kepada para kyai dan gus pengasuh pesantren yang hadir dalam saresehan untuk dapat memberi masukan agar kemudian dapat diterjemahkan oleh tim Kemenag menjadi program.
Tahun Terakhir Kepemimpinan
Tim percepatan program Kemandirian Pesantren Kemenag terdiri dari Staf Khusus dan Tenaga Ahli Menteri Agama. Mereka yakni Abdul Rochman, Nuruzzaman, Wibowo Prasetyo, Hasanuddin Ali, dan Dianta.
Tim percepatan ini, kata Gus Men, akan mengawal masukan-masukan dari pengasuh pesantren yang kemudian dijadikan program.
Gus Men menyatakan yang paling konkrit dari program ini adalah bisa dimanfaatkan oleh pesantren. Sehingga pesantren tidak lagi menggadaikan ideologinya dan independensi hanya untuk sekedar biaya operasional secara berkelanjutan.
“Saya tegaskan tidak ada tendensi politik dalam program Kemandirian Pesantren ini meskipun terus bergulir di tahun terakhir kepemimpinan saya sebagai Menteri Agama. Tahun ini kita sudah siapkan program digitalisasi untuk pesantren. Tujuan lainnya dari pertemuan ini adalah memperluas jejaring antar pesantren,” tandas Gus Men.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply