YOGYAKARTA, KalderaNews.com – Kabar tutupnya TPST Piyungan, Yogyakarta, menjadi kabar buruk tentang kondisi sampah di negeri ini. Sekaligus menjadi tanda bahaya bagi kota-kota lain yang dijuluki sebagai kota wisata.
TPST Piyungan ditutup karena sudah overload atau tidak lagi mampu menampung sampah.
Alasan ini menunjukkan bahwa produksi sampah di Jogja sangat lah tinggi. Namun tidak diimbangi dengan program pengurangan dan pengelolaan sampah yang baik.
BACA JUGA :
- Walhi: Ribuan Sampah Kemasan Plastik Sekali Pakai Cemari Pesisir Jakarta
- Laporan Bank Dunia: Indonesia Penghasil Sampah Terbesar Kelima di Dunia
- Sampah Plastik Laut, Isu Krusial ASEAN dan Negara Pacific
Padahal, sebagai kota wisata dan kota pelajar, seharusnya antisipasi terhadap sampah lebih diutamakan.
Julukan sebagai kota wisata dan kota pelajar memang menguntungkan. Khususnya bagi warga Jogja yang memiliki usaha properti.
Misalnya kos-kosan, kontrakan, dan hotel. Namun, di sisi lain, julukan ini bisa menjadi bumerang. Yakni melonjaknya produksi sampah.
Para wisatawan datang ke Jogja tidak hanya untuk berlibur. Namun juga untuk menyumbang sampah. Begitu pun para pelajar yang tinggal di kos dan kontrakan.
Untuk itu, perlu beberapa upaya mengurangi sampah di Jogja dan kota lain yang bergelar kota wisata.
Leave a Reply