Raih Sarwono Award 2023, Inilah Sosok Profesor Melani Budianta yang Konsisten di Jalur Sastra dan Budaya

Profesor Melani Budianta
Profesor Melani Budianta meraih Sarwono Award 2023 (KalderaNews/Dok. BRIN)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Konsistensi Profesor Melani Budianta dalam mengembangkan studi sastra dan budaya mengantarkannya meraih Sarwono Award 2023.

Penghargaan ini diresmikan melalui Surat Keputusan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) No 245/I/HK/2023 sebagai apresiasi atas kontribusinya dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam bidang ilmu budaya.

Tumbuh dalam lingkungan keluarga yang mencintai sastra dan buku, Melani mengungkapkan bahwa di masa kecilnya terdapat aturan tak tertulis di mana saat ada perayaan ulang tahun, hadiah yang diberikan hanya berupa buku atau karya kreasi pribadi.

BACA JUGA:

Karena itu, tak mengherankan bahwa setelah menamatkan SMA, ia memilih untuk mengambil Jurusan Sastra Inggris di Universitas Indonesia (UI).

“Di tahun 1979, saya mendapatkan beasiswa S2 di Amerika dan kemudian kembali ke Indonesia untuk mengajar. Saya juga melanjutkan pendidikan S3. Saat pulang, saya mulai mengembangkan kajian sastra dan budaya di UI,” papar Melani saat penerimaan award.

Penerimaan Sarwono Award diserahkan oleh Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, di Auditorium Soemitro Djojohadikoesoemo, Gedung BJ Habibie Jakarta pada Rabu, 23 Agustus 2023.

Menurut Prof. Melani, perkembangan sastra tak bisa dilepaskan dari lingkungan masyarakatnya. Saat ini, walaupun berkembang secara digital, misalnya dalam game, sastra juga memiliki peran di dalamnya. Ia menyebutkan bahwa ada buku-buku sastra yang diadaptasi ke dalam bentuk game.

“Sehingga, awalnya mereka belajar sastra melalui game, kemudian menonton filmnya, dan baru mengetahui bahwa ada bukunya. Seiring waktu, banyak anak-anak yang belajar sastra melalui game,” terangnya.

Tak hanya sebagai guru besar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Melani, yang ahli dalam bidang sastra dan budaya, juga tetap aktif mengembangkan studi budaya di Indonesia dengan menjadi bagian dari jaringan aktivitas digital kampung, yaitu Jaringan Kampung Nusantara (Japung Nusantara).

Ia juga berperan dalam mengembangkan kajian transdisipliner untuk memperluas pengetahuan budaya bersama dengan aktivis lokal.

Peran Sastra Membangun Identitas Nasional

Ia pun mengapresiasi Sarwono Award yang diterimanya sebagai bentuk dukungan dalam mengokohkan kekokohan budaya. “Meskipun negara memiliki teknologi maju, tanpa mempertahankan budaya, Indonesia akan kehilangan identitasnya,” ujar Melani.

Oleh karena itu, tantangan saat ini, menurut Melani, adalah bagaimana memperluas akses sastra dan budaya ke masyarakat. Ini dapat dicapai melalui kebiasaan membaca yang lebih luas.

Ia menjelaskan bahwa peran sastra sangat penting dalam membangun identitas nasional. Ini diperlukan untuk merenungi diri dan memiliki pemahaman arah dan tujuan. Dengan cara ini, literasi budaya dan sastra dapat dikembangkan.

Menurutnya, sastra bukan hanya sekadar mencerminkan ke-Indonesia-an, tetapi juga berfungsi sebagai alat penting dalam membentuk identitas Indonesia dengan berbagai cara, melalui estetika, simbolisme, stereotipe, wawasan, dan ideologi.

“Karya sastra tak hanya memungkinkan pembaca untuk membacanya, tetapi juga membawa mereka masuk dan merasakan. Sastra juga merangsang pemikiran kritis, mengungkap retorika, dan menggali konstruksi ideologis serta makna yang kompleks,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*