Para Peserta Olimpiade Geografi Internasional Kagum dan Langsung Bisa Main Angklung

Para peserta Olimpiade Geografi Internasional ke-19 (iGeo) bermain angklung
Para peserta Olimpiade Geografi Internasional ke-19 (iGeo) bermain angklung (KalderaNews/Kemendikbudristek)
Sharing for Empowerment

BANDUNG, KalderaNews.com – Para peserta Olimpiade Geografi Internasional ke-19 (iGeo) kagum dengan permainan olahraga tradisional dan Malam Budaya Indonesia dengan semarak angklung.

Diketahui, pada 12 Agustus 2023 lalu, para peserta aktif mengikuti acara ini di kompleks Sarana Olahraga Ganesa (Saraga) dan Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), yang terletak di utara kampus Institut Teknologi Bandung (ITB).

Permainan Olahraga Tradisional dan Malam Budaya tersebut diselenggarakan melalui kerja sama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Ikatan Alumni Tim Olimpiade Geografi Indonesia (IA TOGI), dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

BACA JUGA:

Permainan Olahraga Tradisional merupakan bentuk hiburan rekreasi yang menyenangkan. Acara ini menjadi kesempatan bagi peserta untuk bersantai setelah berkompetisi dalam berbagai tes tulis dan praktik mengenai topik geografi.

Sebanyak 177 peserta dengan semangat mengikuti permainan olahraga tradisional seperti Dagongan, Balap Karung, Terompah Panjang (lari bakiak), dan Sumpitan. Sebelumnya, mereka juga terkesan dengan pertunjukan kesenian Benjang Helaran, di mana salah satu peserta dari Tunisia naik pada replika burung Rajawali yang ditandu oleh penari.

Setelah permainan olahraga tradisional, peserta mengenakan busana nasional dari negara masing-masing untuk mengikuti Malam Budaya di Sabuga. Busana batik dari Indonesia dan berbagai busana dari negara-negara peserta lainnya mencerminkan tema iGeo ke-19, yaitu “Creative City for Inclusive Urban Community”.

Malam Budaya juga menampilkan penampilan Saung Angklung Udjo yang memukau dengan Alunan Massal Nusantara dan Tari Kontemporer Nusantara.

Ikut Memainkan Angklung

Para peserta iGeo berkesempatan memainkan Angklung, instrumen musik tradisional Indonesia yang terbuat dari bambu, dengan tiga lagu: ‘Ambilkan Bulan Ibu’, ‘Bengawan Solo’, dan ‘Can’t Help Falling in Love’. Setiap peserta memegang Angklung dengan nada berbeda yang dimainkan bersama-sama.

Pelaksana tugas Kepala Pusat Prestasi Nasional, Hendarman, mengungkapkan kekagumannya melihat peserta internasional dengan cepat menguasai Angklung. Malam Budaya ini menjadi momen kebanggaan dalam Olimpiade Internasional Geografi ke-19 di Indonesia.

Acara berakhir dengan ucapan apresiasi dari Ketua Tim Olimpiade Geografi Indonesia, Samsul Bachri, kepada peserta, Team Leader, Observer, dan Task Force.

Mereka diapresiasi atas keberagaman yang ditunjukkan melalui busana dan kontribusi dalam menjelajahi keanekaragaman geografi dan budaya Jawa Barat.

Tahun ini, Indonesia memperkenalkan maskot Marcapada sebagai Maskot iGeo 2023, yang terinspirasi dari ikon khas Bandung dan Jawa Barat, yaitu Maung Lodaya. Maskot ini memperkuat semangat ramah, muda, dan energik, yang menjadi tuan rumah dengan bangga.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*