PONOROGO, KalderaNews.com – Ada pepatah “Cita-cita yang tinggi seperti langit, meski tak terjangkau, tetapi patut untuk diperjuangkan.”
Pengalaman ini dialami oleh Etik Nur Khasanah yang kini berhasil meraih kesuksesan dalam upayanya mendapatkan Beasiswa Indonesia Maju (BIM) dan diterima di 6 universitas di luar negeri.
Sukarman, ayah Etik merupakan seorang petani sedangkan Ibunya, Siti Mahmudah adalah Ibu Rumah Tangga.
BACA JUGA:
- Siswi SMA Cikal Amri Setu, Siti Aisyah Zahra, Raih Miss Remaja Intelegensia 2023
- Sempat Terancam Putus Sekolah Karena Ayahnya Meninggal, Jennie Nabilah Kini Akan ke Buffalo State University Amerika Serikat
- Peraih Medali Emas IEO: Berpestasi Ibarat Lari Maraton, Bukan Tentang Siapa yang Paling Cepat, Melainkan…
“Ayah biasanya pergi setelah aku berangkat sekolah dan saat dzuhur ia pulang lalu kembali ke sawah lagi untuk bertani,” ujar Etik dikutip dari situs Puspresnas.
Sukarman dan Siti Mahmudah, kedua orang tua Etik juga selalu memotivasi anak-anaknya mengenai pentingnya pendidikan.
“Mereka memotivasi kami anak-anaknya bahwa lewat pendidikan kami bisa mengubah kualitas diri, mengangkat status keluarga, bahkan kami bisa bertemu dengan banyak orang-orang hebat nantinya,” katanya.
“Aku sangat berharap bisa membanggakan keluargaku. Terutama kepada kedua orang tuaku, aku ingin mereka bangga dan merasa berhasil sudah melahirkan anak-anak hebat,” tambahnya.
Aktif Berorganisasi
Kisah perjuangan gadis kelahiran Ponorogo, 21 September 2004 dimulai, ketika ia masih duduk di SMP. Ia terinspirasi oleh CEO Ruang Guru, Belva Devara, yang berbagi pengalaman kuliah di luar negeri. Hal ini menginspirasi Etik untuk bercita-cita melanjutkan pendidikan di luar negeri.
Dari saat itu, Etik mulai aktif mencari informasi tentang beasiswa dan perluasan pendidikan di luar negeri. Meskipun mengalami beberapa kegagalan dalam usahanya, ia tidak menyerah.
Ia memahami bahwa kemampuannya perlu ditingkatkan, terutama dalam menulis esai. Etik belajar dengan tekun dan secara mandiri tentang penulisan.
Perjuangan Etik membawanya mengikuti berbagai lomba dan kompetisi untuk meningkatkan kemampuan akademik dan keterampilannya. Melalui upaya ini, dia berhasil memenangkan beberapa lomba, termasuk lomba esai, kompetisi penelitian, dan lainnya.
Etik juga aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya, termasuk Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), yang membantunya mengembangkan minat dalam penelitian.
Selain itu, Etik juga berkontribusi pada lingkungan di luar sekolah. Dia bergabung dengan organisasi non-pemerintah yang berfokus pada isu lingkungan. Semangat dan dedikasinya tidak hanya dalam hal akademik, tetapi juga dalam memberikan dampak positif pada masyarakat.
Lolos Beasiswa Indonesia Maju (BIM)
Dalam perjalanannya Etik mengetahui tentang Beasiswa Indonesia Maju (BIM) dan melalui upaya gigihnya, ia berhasil lolos dalam proses seleksi.
Sembilan bulan pembinaan intensif membawanya menuju impian kuliah di luar negeri. Etik merasa terharu dan bersyukur atas pencapaian ini.
Tidak hanya mengandalkan prestasi akademik, Etik juga memiliki pendekatan unik dalam menjaga keseimbangan antara sekolah dan pembinaan BIM. Ia menemukan keseimbangan melalui kegiatan memasak dan menghabiskan waktu dengan keluarganya.
Setelah perjuangan yang panjang, Etik akhirnya meraih kesuksesan dengan diterima di enam universitas luar negeri yang terkemuka.
Saat ini, dia melanjutkan studi di National Taiwan University dengan jurusan yang dia cintai, yaitu Ekonomi.
Dalam pesan akhirnya, Etik mengingatkan kita bahwa keberuntungan adalah hasil dari persiapan dan kemampuan yang dimiliki. Dia mendorong kita untuk terus meningkatkan kemampuan dan memanfaatkan setiap kesempatan yang datang.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply