CANBERRA, KalderaNews.com – Sebanyak dua puluh guru asal Indonesia mendapat peluang untuk mengunjungi sekolah di Australia.
Kesempatan ini diberikan oleh Asia Education Foundation (AEF) melalui program BRIDGE (Building Relationships through Intercultural Dialogue and Growing Engagement) International School Partnerships Program.
Encang Zaenal Muarif dan Krisma Yuanti, dua guru dari SMA Negeri 3 Banjar, mengumumkan bahwa mereka melakukan kunjungan ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra pada 9 Agustus 2023 lalu.
BACA JUGA:
- Inilah Daftar Lengkap Beasiswa S1, S2, S3, dan Post-Doktoral ke Australia untuk Pelajar dan Mahasiswa Indonesia
- Beasiswa S2 dan S3 Australia Awards Scholarship Tutup 1 Mei 2023, Inilah Syarat Umum dan Khususnya
- 15 Mahasiswa Penerima Beasiswa New Colombo Plan (NCP) dari Australia Mulai Masuk Indonesia
BRIDGE adalah inisiatif yang bertujuan untuk memperkuat hubungan antara siswa, guru, dan komunitas sekolah di Australia dan Indonesia.
Program ini memberikan dukungan untuk kolaborasi, pelatihan bahasa, dan perkembangan persahabatan antara guru dan siswa dari Australia dengan sekolah mitra di Indonesia, semuanya dalam rangka mempersiapkan siswa untuk menjadi warga global.
Selama kunjungan mereka ke KBRI, Encang dan Krisma didampingi oleh Shellee Nikolau, seorang guru di UC Senior Secondary College, serta Meg Owen dari Department of Education and Training (DET), Australian Capital Territory (ACT).
Kedua guru dari SMA Negeri 3 Banjar ini mendapat kesempatan untuk mengamati, belajar, dan mengajar di salah satu sekolah di Canberra, yaitu UC Senior Secondary College. Sementara itu, 18 guru lainnya disebar ke berbagai sekolah di berbagai kota di Australia.
Dua guru beserta pendamping mereka diterima oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud), Mukhamad Najib, di KBRI Canberra.
Selain melaporkan kegiatan mereka selama program di Canberra, tujuan kunjungan mereka ke KBRI adalah untuk berdiskusi dan mendapatkan masukan terkait program yang sedang berlangsung.
Selama kunjungan tersebut, para guru juga diberi kesempatan untuk mengunjungi Balai Wisata Budaya di KBRI Canberra.
Menurut Atdikbud Najib, program pertukaran guru yang difasilitasi oleh AEF memiliki dampak positif dalam meningkatkan kerja sama antar sekolah.
Belajar Praktik Baik di Australia
Guru-guru Indonesia dapat belajar dari praktik-praktik di sekolah-sekolah Australia, begitu pula sebaliknya. Melalui program ini, guru-guru dapat mengamati proses belajar-mengajar dan belajar cara meningkatkan kualitas sekolah.
Mereka juga berperan sebagai duta budaya dengan memperkenalkan budaya dan bahasa Indonesia kepada siswa-siswa Australia.
“Program ini memberikan manfaat positif bagi kedua belah pihak. Siswa dan guru Australia dapat belajar dari Indonesia, dan sebaliknya. Ini dapat memperkuat hubungan antara Indonesia dan Australia melalui interaksi dan saling memahami budaya masing-masing,” ungkap Najib.
“KBRI Canberra dengan tegas mendukung program semacam ini, dan saya berharap program ini akan terus berlanjut dan ditingkatkan di masa depan,” imbuh Najib.
Encang, seorang guru bahasa Inggris di SMA Negeri 3 Banjar, merasa senang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program pertukaran guru ke Australia. Selama berada di sekolah di Canberra, Encang mendapat banyak wawasan mengenai keunggulan sekolah di sana.
Ia bermaksud untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman baru yang diperolehnya dengan rekan-rekan guru di Banjar serta menerapkannya dalam proses pembelajaran di kelas.
Krisma, seorang guru sosiologi di SMA Negeri 3 Banjar, merasa sangat bersyukur bisa terpilih dan mendapatkan kesempatan kunjungan ke sekolah di Australia.
Ia menyadari bahwa hanya 20 orang dari ratusan pelamar yang dapat berpartisipasi dalam program pertukaran guru ini. Oleh karena itu, Krisma berkomitmen untuk memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya.
Shellee Nikolau dari UC Senior Secondary College merasakan adanya penyegaran dengan adanya kedatangan para guru dari Indonesia.
“Sudah lama sekali saya tidak berbicara dalam bahasa Indonesia, hampir saja saya lupa. Kehadiran mereka telah menyegarkan kemampuan bahasa Indonesia saya. Bahkan kepala sekolah telah meminta saya untuk membuka kelas bahasa Indonesia pada tahun depan,” kata guru yang pernah belajar bahasa Indonesia di Yogyakarta.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.
Leave a Reply