YOGYAKARTA, KalderaNews.com – Radiasi telah banyak digunakan di Indonesia untuk bidang kesehatan, industri, pangan, agrikultur, lingkungan, dan lain-lain.
“Sedangkan penggunaan energi nuklir selama ini untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN),” ujar Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Rohadi Awaludin, dalam Kuliah Umum Post-Graduate Educational Course in Radiation Protection and the Safety of Radiation Sources (PGEC), di kampus BRIN Babarsari Yogyakarta pada Senin, 3 Juli 2023.
Ia menjelaskan, secara umum penggunaan energi nuklir dibagi menjadi dua tipe, yakni energi nuklir yang digunakan dayanya, dan radiasi (penggunaan non-daya dari energi nuklir).
BACA JUGA:
- BRIN Gandeng Tsinghua University China Kembangkan Riset Reaktor Nuklir
- Prof Muhayatun Santoso: Peran Perempuan dalam Nuklir Masih Minim
- Transisi Energi Terbarukan dan Nuklir di Indonesia Masih Lamban
“Energi nuklir memiliki keunggulan densitas tinggi, dapat memproduksi energi yang besar, dan rendah karbon. Sedangkan radiasi nuklir memiliki keunggulan radiasi energi tinggi, memiliki energi yang tinggi untuk menembus ke sebuah benda, dan mudah dideteksi,” paparnya.
Rohadi menguraikan, Indonesia juga memiliki fasilitas seperti reaktor nuklir, akselerator, dan iradiator.
“Terdapat tiga fasilitas reaktor nuklir di Indonesia, yakni Reaktor Kartini, Reaktor Triga, dan Reaktor G.A Siwabessy. Reaktor GA. Siwabessy digunakan untuk riset bahan bakar nuklir, radiografi neutron, analisis aktivasi neutron, pewarnaan batu permata, riset berkas neutron, dan produksi radioisotop,” terang Rohadi.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, penggunaan iradiator gamma telah dimanfaatkan rumah sakit yang memiliki fasilitas pengobatan nuklir.
“Beberapa rumah sakit memiliki siklotron untuk produksi F-18, serta beberapa rumah sakit menggunakan nuklir untuk fasilitas radioterapi,” tambahnya.
Selain itu, pemanfaatan nuklir dalam radiofarmasi telah menghasilkan beberapa produk diantaranya MDP kit (methylene diphosphonate) untuk memindai tulang.
“Kemudian untuk radiasi gamma dapat bermanfaat untuk mutasi pengembangbiakan variatas seperti padi dan kedelai,” jelasnya.
Terkait keberlanjutan nuklir yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, BRIN melalui Pusat Riset Teknologi Daur Ulang Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif yang bertugas untuk melakukan riset, pengembangan, penilaian, dan penerapan terkait teknologi pengolahan bahan baku nuklir, teknologi geologi nuklir, teknologi bahan bakar nuklir, dan teknologi pengolahan limbah radioaktif.
Rohadi menekankan diperlukan perbaikan terus menerus dalam pemanfaatan teknologi nuklir, terutama dalam keselamatan, keamanan, dan pengamanan.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply