BRIN-WUR Belanda Kolaborasi Akuakultur dan Perikanan

Keluarga nelayan di Pantai Ora
Keluarga nelayan di Pantai Ora (KalderaNews/JS de Britto)
Sharing for Empowerment

LOMBOK, KalderaNews.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Wageningen University & Research (WUR) menyelenggarakan mini symposium dengan mengusung topik “Knowledge Exchange on Aquaculture and Fisheries 2023: Connecting Dutch and Indonesian Expertise in Aquatic Research and Industry” di Kawasan Sains Kurnaen Sumadiharga BRIN Lombok pada Selasa, 27 Juni 2023.

Mini simposium dilaksanakan hybrid diikuti oleh para periset, akademisi, dan pengusaha tambak yang ada di Lombok serta pemangku kepentingan terkait.

Kepala Organisasi Riset Kebumian dan Maritim Ocky Karna Radjasa dalam sambutannya mengatakan akuakultur dan perikanan menjadi salah saktu sektor pendukung kebutuhan pangan dan non-pangan untuk populasi dunia.

BACA JUGA:

Kegiatan riset dan inovasi akan menjadi lebih baik dengan adanya sinergisitas dan kolaborasi.

Indonesia mempunyai target untuk mengembangkan rumput laut, lobster, dan udang di Lombok karena masih banyak lahan yang tersedia dan belum digunakan secara optimal.

“Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki volume produksi udang dan lobster tertinggi pada tahun 2020 sebesar 159,013 ton dan 68,01 ton. Berdasarkan data ini, terdapat peluang bagi NTB untuk menjadi penghasil utama udang dan lobster di Indonesia,” ungkap Ocky.

Ocky juga menambahkan sebagai salah satu komoditas unggulan nasional, udang menjadi pilihan dalam upaya peningkatan penerimaan negara dan mencapai target peningkatan produksi hingga 250 persen pada tahun 2024.

Diperlukan kerjasama dengan barbagai pihak untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membantu pemenuhan kebutuhan pangan, pakan, dan bahan baku non pangan.

Riset terkait akuakultur

Kepala Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat Fahrurozi menyatakan Wagenigen University and Research adalah salah satu universitas ternama dunia, khususnya dalam bidang animal science dan aquaculture.

Periset dan kelompok riset di OR Kebumian dan Maritim harus membangun komunikasi dan kerjasama khususnya dalam peningkatan SDM IPTEK dan riset terkait akuakultur.

“Untuk menjalankan kerjasama bisa melalui beberapa program yang ada di kedeputian Sumber Daya Manusia dan Iptek, seperti program Visiting Research, Postdoctoral, Matching Fund dan program lainnya. Selain itu kita juga harus belajar bagaimana mendapatkan funding riset dan melakukan Kerjasama riset dengan mitra swasta yang selama ini telah dijalankan oleh WUR,” ungkap Fahrurozi.

Lebih lanjut Fahrurozi menambahkan, BRIN sangat terbuka dalam pertukaran ilmu, penggunaan fasilitas dan infrastruktur riset.

Tangani akuakultur dan perikanan

Melalui simposium ini dapat menjadi salah satu ajang untuk berbagi ilmu, ide, dan keahlian, sehingga diharapkan kedepannya dapat terjalin kerja sama dan kolaborasi riset.

“Terkait riset para akademisi, mahasiswa, swasta atau komunitas bisa menghubungi Pusat Riset dan Organisasi Riset, kemudian akan di hubungkan dengan para periset sesuai dengan bidangnya. Terkait pemanfaatan hasil riset dapat menghubungi Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi, untuk pemanfaatan Fasilitas Riset dapat menghubungi Deputi Infrastruktur Riset dan Inovasi, dan terkait pembiayaan riset atau kolaborasi riset bisa menghubungi Deputi Fasilitasi Riset dan Inovasi,” jelasnya.

Profesor Riset Wageningen University & Research Geert Wiegertjes dalam paparannya mengatakan diperlukan kolaborasi secara internasional dalam menangani masalah akuakultur dan perikanan.

Aquaculture and Fisheries (AFI) Group, Wageningen University & Research (WUR) setiap tahun melaksanakan PhD knowledge exchange ke berbagai negara dengan tujuan untuk mencari peluang yang relevan untuk kolaborasi di bidang akuakultur dan perikanan.

Pada tahun 2023, kegiatan dilaksanakan di Indonesia yang telah menunjukkan perkembangan yang baik dalam bidang akuakultur dan perikanan.

“Kita berusaha mempelajari dan memahami apa yang ada di Asia Tenggara dan tahun ini kita memilih Indonesia untuk bertukar ilmu, pengalaman, dan keahlian. Kami memilih Indonesia karena telah menjadi negara yang peduli terhadap akuakultur dan perikanan.”

“Permintaan terkait makanan laut akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi global. Akuakultur dan perikanan memiliki peran penting dalam menjaga keberlangsungan ketersediaan pangan dan melindungi keanekaragaman hayati,” papar Geert.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*