![Stop kekerasan seksual di perguruan tinggi. (Ist.) Stop kekerasan seksual di perguruan tinggi. (Ist.)](https://www.kalderanews.com/wp-content/uploads/2021/12/20201223-ilustrasi-kekerasan-seksual-640x385-1-600x381.jpg)
JAKARTA, KalderaNews.com – Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menunjukkan bahwa Indonesia tengah darurat kekerasan seksual. Dalam 5 bulan, ada 22 kasus di satuan pendidikan dengan jumlah korban 202 anak.
Pendataan tersebut mereka lakukan di wilayah satuan pendidikan di bawah kewenangan Kemendikbudristek dan Kementerian Agama (Kemenag).
“Ini data sejak Januari sampai Mei 2023. Para pelaku kekerasan seksual merupakan orang-orang yang seharusnya dihormati dan melindungi peserta didik,” papar Retno Listyarti, Ketua Dewan pakar FSGI.
BACA JUGA:
- Cegah Kekerasan Seksual, USD Yogyakarta Lantik Satgas PPKS yang 90 Persennya Perempuan
- Tahun 2022: 117 Pelajar Jadi Korban Kekerasan Seksual di Sekolah, Mayoritas Pelakunya Guru
- Eny Retno Yaqut Sebut Pernikahan Dini Picu Kekerasan Seksual
Para pelaku kebanyakan terdiri dari guru (31,8%), pemilik atau pemimpin pondok pesantren (18,2%), kepala sekolah (13,63%), guru ngaji (satuan pendidikan informal) sebanyak 13,63%, pengasuh asrama/pondok (4,5%), kepala madrasah (4,5%), penjaga sekolah (4,5%) dan lainnya (9%).
Dari 22 kasus kekerasan seksual yang terjadi di satuan pendidikan sepanjang Januari-Mei 2023, setengahnya terjadi di satuan pendidikan di bawah Kemendikbudristek.
Dari 11 kasus ada 1 kasus KS di Kabupaten Banyumas terjadi di luar sekolah. Pihak sekolah justru menambah dugaan kekerasan dengan memaksa orangtua membuat surat pengunduran diri.
Leave a Reply