Profesor Wawan Sujarwo Singkap Nilai Strategis Penelitian dan Inovasi Etnobotani

Profesor Riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wawan Sujarwo
Profesor Riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wawan Sujarwo (KalderaNews/BIN)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – ç menjelaskan penelitian kekinian etnobotani memiliki tantangan utama berupa perubahan lingkungan akibat aktivitas manusia maupun yang terjadi secara alamiah seperti perubahan iklim dan pandemi Covid-19. 

Perubahan kondisi lingkungan tersebut telah menyebabkan perubahan ekosistem yang salah satu pengaruhnya adalah kehilangan kehati dan pengetahuan lokal masyarakat. 

Adapun  tantangan studi etnobotani masa kini tampak sangat jelas, yaitu kehilangan pengetahuan etnobotani dan sumber daya tumbuhan beserta ekosistemnya. 

BACA JUGA:

“Beberapa faktor pemicu yang dapat mempercepat terjadinya kehilangan kehati dan pengetahuan etnobotani terdiri dari indirect dan direct drivers,” ungkapnya.

Faktor indirect drivers, yaitu demografi, ekonomi, globalisasi, modernisasi, disrupsi teknologi, masalah kelembagaan dan good governance, konflik, dan epidemi. Sedangkan direct drivers meliputi aspek perubahan pemanfaatan lahan, eksploitasi sumber daya tumbuhan yang berlebihan, perubahan iklim, polusi, jenis-jenis invasif, politik, dan kebijakan.

Wawan juga menekankan revitalisasi data etnobotani. Diyakininya bahwa revitalisasi data kekayaan kehati dan budaya yang dimiliki Indonesia merupakan peluang dan sekaligus tantangan bagi para periset etnobotani. “Studi etnobotani memiliki peluang untuk mendukung perkembangan iptek dan inovasi melalui pengungkapan nilai-nilai lokal yang unggul yang dapat dijadikan dasar pengembangan selanjutnya,” tutur pria kelahiran Pati ini.

Ia menjelaskan, hasil studi etnobotani sedang dikembangkan untuk disinergikan dengan machine learning dan artificial intelligence untuk membuat aplikasi dan database keanekaragaman jenis tumbuhan berguna, berpotensi, dan bernilai tinggi yang dapat dimanfaatkan oleh para penggunanya hanya dengan sekali klik digenggaman tangan dan semua informasi tersebut dapat diperoleh. 

Hal itu dapat memudahkan para pengguna aplikasi dan database keanekaragaman jenis tumbuhan untuk pengembangan lebih lanjut, Harapannya, dapat menghasilkan produk unggulan dan konsep pengelolaan keanekaragaman tumbuhan secara berkelanjutan.

Lebih jauh, Wawan menerangkan bahwa pendekatan penelitian etnobotani tidak cukup hanya melalui pendekatan emik dan etik saja, tetapi perlu adanya pengembangan yang lebih holistik melalui analisis multi-, inter-, dan transdisipliner untuk meningkatkan kualitas sumber daya tumbuhan dan lingkungan yang lebih berdaya guna dan menguntungkan secara ekonomi, ekologi, dan sosial budaya.

Wawan meyakini, sebagai ilmu dasar, etnobotani diharapkan mampu menyajikan data untuk memperkaya database bioinformatika dan biomolekuler sehingga mampu mengubah pola pemanfaatan keanekaragaman tumbuhan dari perspektif lokal ke genomik. 

Perspektif tersebut merupakan salah satu disiplin ilmu baru yang menyintesis data etnobotani dan genomik berdasarkan penggabungan antara pengetahuan tradisional jenis tumbuhan dengan data molekuler dalam menjelajahi variabilitas genetik alami tumbuhan dan manusia. 

Di saat yang bersamaan dukungan kemajuan teknologi juga dapat menguatkan peran etnobotani, sehingga mampu survive dan adaptif di tengah gejolak perubahan zaman yang semakin cepat.

“Dengan pendekatan save, study, use, dan develop kehati, pengelolaan semua kekayaan sumber daya tumbuhan Indonesia diharapkan mampu membawa negara ini menjadi lebih makmur. Proses perubahan, dari sebutan middle income trap country menuju Indonesia sejahtera melalui dukungan riset, teknologi, dan inovasi, diharapkan dapat berjalan lebih cepat,” terang pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas LIPI tahun 2019 – 2020.

Menurut Wawan, pengembangan penelitian dan inovasi etnobotani memiliki nilai strategis untuk mengakselerasi peran, potensi, dan nilai tambah sumber daya tumbuhan Indonesia baik secara nasional maupun global. Peluang untuk menjembatani ilmu perekayasaan dan inovasi dalam meningkatkan nilai tambah sumber daya tumbuhan sangat dibutuhkan untuk peningkatan ekonomi yang berujung pada kemakmuran masyarakat Indonesia.

Periset di Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan BRIN itu menegaskan, agar dapat berperan dengan baik maka etnobotani harus melakukan transformasi dengan memperkokoh kapasitas sumber data dan informasi, sumber daya manusia, serta infrastruktur riset yang dapat menunjang pengembangan ilmu perekayasaan. 

Salah satunya adalah bioprospeksi, dan juga menjadi basis penting dalam konservasi dan resiliensi masyarakat dalam menghadapi berbagai perubahan.

Wawan menegaskan bahwa transformasi etnobotani dengan kekinian iptek dalam pengungkapkan nilai guna dan potensi lokal tumbuhan diyakini dapat mewujudkan pengelolaan dan layanan ekosistemnya secara berkelanjutan.

Menurutnya, transformasi etnobotani terkini harus mengaktualisasikan diri pada perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi terkini dengan menampilkan peran dan peluang etnobotani dalam bioprospeksi, teknologi genomik, machine learning, sehingga kekinian etnobotani dapat menjawab tantangan perubahan kondisi lingkungan dan perkembangan budaya.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*