Duh, 83 Persen Siswa SMA Anggap Pancasila Bisa Diganti

Ilutrasi: Tanggapan Kemendikbud atas tindakan intoleransi di sekolah. (KalderaNews.com/Ist.)
Ilutrasi: Tanggapan Kemendikbud atas tindakan intoleransi di sekolah. (KalderaNews.com/Ist.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Duh, 83 persen siswa SMA anggap Pancasila bisa diganti. Data ini muncul dalam hasil survei Setara Institute dan INFID.

“Dukungan terhadap persepsi bahwa Pancasila sebagai bukan ideologi yang permanen, artinya bisa diganti, juga sangat besar yakni 83,3 persen responden,” tegas Direktur Eksekutif Setara Institute, Halili Hasan.

Temuan lain dari hasil survei Setara yaitu sebanyak 56,3 persen responden terbuka terkait syariat Islam sebagai landasan bernegara.

BACA JUGA:

Lantas, sebanyak 61,1 persen responden menyatakan setuju bahwa mereka merasa lebih nyaman jika semua siswi di sekolah menggunakan jilbab.

Namun, kata Halili Hasan, secara umum tingkat toleransi siswa terbilang tinggi.

Sebanyak 99,3 persen responden dapat menerima perbedaan keyakinan. Sementara, 99,6 persen dapat menerima perbedaan etnis.

Lalu, 98,5 persen responden juga empati terhadap kelompok yang berbeda agama atau keyakinan.

Dukungan pada kesetaraan gender 93,8 persen dalam kepemimpinan OSIS adalah tren yang sangat positif di kalangan pelajar.

“Dengan kata lain, peragaan intoleransi di sejumlah sekolah sesungguhnya tidak memperoleh dukungan signifikan dari para siswa di area penelitian ini,” ujarnya.

Halili Hasan menyebutkan, jika diuji dengan pertanyaan-pertanyaan yang lebih ideologis, kecenderungan toleransi semakin menurun.

“Pertanyaan apakah akan menahan diri melakukan kekerasan dalam merespons penghinaan terhadap agama yang dianut, 20,2 perseb responden menyatakan tidak bisa menahan diri,” ucap dia.

Survei dilakukan terhadap 947 dengan margin of error 3,3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Penelitian diselenggarakan pada Januari-Maret 2023.

Rekomendasi Setara Institute dan INFID

Nah, berikut ini rekomendasi dari Setara Institute dan INFID:

  1. Kemdikbudristek melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka), yang dibentuk dengan Permendikbudristek No. 28 Tahun 2021, terus meningkatkan kualitas dan persebaran program-programnya hingga ke semua jenjang pendidikan dan melibatkan berbagai elemen masyarakat pendidikan.
  2. Para penyelenggara pendidikan meningkatkan pembudayaan wawasan kebangsaan dan mainstreaming toleransi dalam pendidikan keagamaan di sekolah-sekolah. Dua variabel ini memiliki korelasi positif sebagai pembentuk karakter toleransi siswa.
  3. Kemdikbudristek dan Kementerian Agama (Kemenag) membentuk instrumen pembinaan yang efektif bagi guru-guru Agama dan guru Pendidikan Kewarganegaraan, termasuk memberikan fasilitas peningkatan kualitas pengajaran sehingga semakin kontributif pada pemajuan toleransi di sekolah.
  4. Kemdikbudristek dan Kemenag merespons masih tingginya kategori siswa yang intoleran aktif dan terpapar radikalisme, membentuk instrumen pengawasan, pembinaan, dan desain respons yang demokratik atas fakta intoleransi yang melekat pada guru, tenaga kependidikan, dan siswa.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*