Sekolah TK Cikal Cahaya di Bogor ini Jadi Percontohan Penerapan Kurikulum Merdeka

TK Cikal Cahaya
TK Cikal Cahaya di Bogor (KalderaNews/Ist
Sharing for Empowerment

BOGOR, KalderaNews.com – Kepala Sekolah TK Cikal Cahaya, Riyanti Vitriyana mengaku senang menerapkan Kurikulum Merdeka. Menurutnya, esensi kurikulum tersebut sudah sejalan dengan kurikulum yang diterapkan di sekolahnya. 

“Dengan adanya Kurikulum Merdeka, kami merasa senang karena konsep pembelajaran yang kami terapkan sejak sekolah ini berdiri, ada payung hukumnya,” ucap kepala sekolah yang sudah mengabdi sejak tujuh tahun lalu di sekolah ini.

Riyanti mengisahkan bahwa dalam memetakan karakteristik peserta didik, sekolah melihat minat, bakat, maupun keunikan calon peserta didik melalui proses asesmen. 

BACA JUGA:

“Proses pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan pemerintah, tema dan target pembelajarannya juga sama, yang berbeda adalah kami ciptakan suasana yang menyenangkan dalam prosesnya,” urainya menjelaskan praktik pembelajaran berdiferensiasi.

“Saya melihat bagaimana karakter anak dan menganalisis kebutuhan mereka untuk mengembangkan potensinya. Misalnya untuk anak kinestetis, kebutuhan mereka bergerak sangat tinggi. Maka kami sediakan waktu untuk mereka bergerak. Kami buat kesepakatan berapa hitungan mereka mau bermain misalnya 10 hitungan. Setelah selesai, mereka kembali duduk tertib untuk belajar,” tutur Riyanti yang mengutamakan kebahagiaan anak dalam proses belajar.

Berdasarkan hasil asesmen yang telah dilakukan TK Cikal Cahaya, guru menerapkan metode pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa. Dalam pelajaran sains misalnya, anak yang memiliki bakat seni diberi kebebasan untuk mencampur warna. Lalu bagi anak yang berbakat secara kinestetis akan diajak untuk memahami konsep pembelajaran melalui gerak tubuh yang melibatkan anak didik.

“Saat belajar seni, kami berikan mereka media kosong, untuk mereka gambar sesuai dengan imajinasi mereka masing-masing. Misalnya guru mengarahkan anak-anak untuk menggambar kendaraan, kemudian anak-anak bebas menggambar kendaraan yang disukainya,” jelasnya seraya tetap menyisipkan muatan literasi dan numerasi. Tidak hanya kertas, Riyanti juga mengenalkan peserta didiknya dengan bahan lain seperti plastisin, kardus, dan lainnya yang aman bagi anak.

Lebih lanjut, ia menyebutkan manfaat yang dirasakan dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Menurutnya, pembelajaran terasa lebih fleksibel dan menarik bagi siswa. Di sisi lain, guru bukan satu-satunya sumber belajar. Pembelajaran bisa dilakukan di mana saja dan sumber belajar bisa diperoleh dari mana saja. Guru hanya sebagai fasilitator. 

“Keterlibatan anak dalam proses belajar jauh lebih besar. Kami tidak menggunakan metode pembelajaran yang sifatnya ceramah berlebihan maupun drilling. Kami pancing anak untuk lebih banyak berekpresi,” imbuhnya.

TK Cikal Cahaya adalah sekolah percontohan yang sudah dua tahun terakhir menerapkan Kurikulum Merdeka. Sebelum menjadi sekolah percontohan, sekolah ini mendapat berbagai pelatihan agar dapat memberi pengimbasan yang baik bagi sekolah, gugus maupun kecamatan sekitar. Setelah sekolahnya mendapat pelatihan dan lolos seleksi sebagai Sekolah Penggerak, barulah Riyanti semakin percaya diri menjalankan amanah untuk mengimbaskan praktik baik pembelajaran kepada TK lainnya.

“Proses pengimbasan diawali dengan sosialisasi kepada kepala sekolah sekitar, kami ajarkan pula bagaimana memanfaatkan platform Merdeka Mengajar, bagaimana cara membuat dan mendapat akunnya. Peserta terlihat antusias dan mau mencoba dengan semangat,” ungkap Riyanti.

Besarnya manfaat yang dirasakan orang tua atas mutu pembelajaran membuat TK ini mendapat kepercayaan dari masyarakat sekitar. Riyanti mengklaim bahwa calon peserta didik di sekolahnya tiap tahun terus meningkat. Model pembelajaran yang diterapkan di sekolah terdiri atas 50 persen di dalam ruangan, 50 persen di luar ruangan. Sebelum masuk kelas, siswa diajak untuk berolah raga ringan.

“Sekolah kami tahun ini memiliki 120 orang siswa yang diajar oleh 14 orang guru. Ada tiga kelas untuk kelas A, empat kelas untuk TK B, dan satu kelas untuk kelompok bermain. Sementara untuk sarana dan prasarana terus ditingkatkan pengadaannya guna menunjang proses belajar,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*