Nasib Bahasa Jawa Dialek Using di Banyuwangi, Berpotensi Punah?

Kapal penumpang dari Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk Bali melaju menuju Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi
Kapal penumpang dari Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk Bali melaju menuju Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi (KalderaNews/JS de Britto)
Sharing for Empowerment

BANYUWANGI, KalderaNews,com – Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa, Imam Budi Utomo tidak ingin bahasa Jawa dialek Using tergeser dan tergusur kemudian hilang atau punah seperti bahasa-bahasa daerah lain di wilayah timur.

“Kita lakukan revitalisasi dengan berbagai program dan materi yang menarik bagi siswa. Materi-materi yang diberikan merangsang kreativitas generasi muda supaya senang menggunakan bahasa daerah dalam keseharian,” jelas Imam.

Imam menjabarkan bahwa pelindungan terhadap bahasa daerah tidak dapat dilakukan secara sepihak, tetapi harus dilakukan bersama-sama dengan pemerintah pusat dan daerah.

BACA JUGA:

Oleh karena itu, pada 7 Maret 2023, Badan Bahasa, Kemendikbudristek melakukan audiensi dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan para pejabat eselon I dan eselon 2 di lingkungan Sekretariat Kemendagri. Sebagai upaya konsolidasi agar komitmen dalam merevitalisasi bahasa daerah bisa berjalan sejalan dan kolaboratif.

Audiensi tersebut menyepakati tiga hal. Pertama, program Revitalisasi Bahasa Daerah harus dimasukan ke dalam rencana kerja pemerintah daerah. Kedua, anggaran untuk Revitalisasi Bahasa Daerah disiapkan oleh Direktorat Jenderal Keuangan Daerah. Ketiga, akan dilaksanakan kegiatan pengawasan, evaluasi, dan pemantauan secara berkala yang dilakukan oleh Badan Bahasa dan Kemendagri, Balai Bahasa, dan pemerintah daerah.

Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Banyuwangi, Dwi Yanto menyampaikan apresiasi atas ditetapkannya Banyuwangi sebagai salah satu lokus kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah. Menurutnya, keberlangsungan hidup budaya termasuk bahasa sangat tergantung pada pemerintah baik pusat maupun daerah sebagai pembuat kebijakan. “Komitmen pemerintah pusat untuk memasukan program Revitalisasi Bahasa Daerah ke dalam rencana kerja pemerintah daerah sangat baik dan akan menjamin keberhasilan program ini di daerah,” ujarnya optimistis.

Di Banyuwangi kata Dwi, pendidikan menjadi prioritas dan fokus utama sehingga apapun yang terkait dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pasti pihaknya akan mendukung.

“IPM Banyuwangi sebesar 71,92 saat ini sudah luar biasa. IPM ini dapat ditingkatkan lagi dengan adanya program Revitalisasi Bahasa Daerah karena sangat mendukung pengembangan dan pembinaan SDM Banyuwangi khususnya dalam penguasaan bahasa Using,” ujarnya.

“Saya terima kasih sekali ketika Revitalisasi Bahasa Daerah melibatkan maestro pidato, maestro nembang, maestro komedi tunggal, maestro puisi, dan lainnya. Ini sesuai dengan harapan kami. Jadi, anak-anak akan senang belajar bahasa,” tekan Dwi.

Ia berharap, para maestro dapat memegang teguh keterampilan berbahasa, tidak hanya sekadar mengedepankan teori-teori berbahasa maupun tata bahasa. “Biarlah nanti di perguruan tinggi anak-anak akan memilih menjadi ahli bahasa, sementara untuk pelajaran di sekolah, biarlah mereka terampil dulu,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*