5 Alasan Anak Muda Jepang Enggan Menikah

Personil Voces Fidelis dari Jepang jelang Grand Prix PENABUR International Choir Festival (PICF) 2019 di SPK PENABUR Kelapa Gading, Jalan Boulevard Bukit Gading Raya, Blok A5-8, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, Sabtu, 7 September 2019
Personil Voces Fidelis dari Jepang jelang Grand Prix PENABUR International Choir Festival (PICF) 2019 di SPK PENABUR Kelapa Gading, Jalan Boulevard Bukit Gading Raya, Blok A5-8, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, Sabtu, 7 September 2019 (KalderaNews/Fajar H)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Ada sejumlah alasan mengapa anak muda di Jepang enggan menikah. Alasan-alasan ini menjadi penghalang bagi anak muda Jepang untuk menikah dan memiliki anak sehingga berkontribusi pada depopulasi di negara tersebut.

Diketahui, depopulasi adalah kondisi di mana jumlah penduduk dalam suatu wilayah atau negara mengalami penurunan secara signifikan dalam jangka waktu yang cukup lama. Depopulasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti tingkat kelahiran yang rendah, tingkat migrasi yang tinggi, dan meningkatnya angka kematia

Depopulasi di Jepang terjadi akibat dari kombinasi faktor seperti penurunan tingkat kelahiran. Populasi Jepang pada 2021 sekitar 125 juta orang, namun diprediksi akan turun menjadi 88 juta pada tahun 2065.

BACA JUGA:

Tingkat kelahiran di Jepang sangat rendah, dengan rata-rata hanya 1,4 anak per wanita pada tahun 2020, jauh di bawah tingkat kelahiran yang diperlukan untuk mempertahankan populasi. Di samping itu, usia harapan hidup di Jepang sangat tinggi, dengan harapan hidup rata-rata mencapai 84 tahun pada tahun 2020.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*