JAKARTA, KalderaNews.com – Survei di Stanford University, Amerika Serikat menunjukkan bahwa 17 persen mahasiswa menggunakan ChatGPT untuk ujian akhir.
Stanford University adalah salah satu kampus ternama di AS.
Survei tersebut dibuka dari 9-15 Januari 2023 menggunakan aplikasi Fizz dan mendapatkan 4.497 responden. Aplikasi ini hanya bisa diakses menggunakan email internal Stanford.
BACA JUGA:
- 5 Kritik ChatGPT Terhadap Perjuangan Kartini
- 3 Trik Memperoleh Jawaban yang Tepat dari ChatGPT
- ChatGPT Sebaiknya Dilarang di Lingkungan Universitas, Ini Dampak Negatifnya
Hasil survei menyatakan, sebanyak 17 persen responden mahasiswa Stanford memanfaatkan ChatGPT untuk ujian akhir.
Dari 17 persen itu, hampir 60 persen menggunakan AI untuk brainstorming, outlining, dan mencari ide.
Lantas, sekitar 30 % untuk menjawab soal pilihan ganda.
Ada pula yang menggunakan hasil dari ChatGPT dengan sejumlah pengeditan. Hanya 5 persen yang menggunakan tulisan dari ChatGPT tanpa mengubah atau hanya sedikit mengubah hasilnya.
Para responden mengakui ChatGPT bisa membantu untuk menyelesaikan tugas. Tapi, mayoritas juga beranggapan penggunaan teknologi ini rawan melanggar peraturan jika berlebihan.
ChatGPT merupakan singkatan dari Chat Generative Pre-Trained Transformer, yaitu robot percakapan berbasis AI buatan OpenAI yang menjawab berbagai pertanyaan atau prompt yang dimasukkan penggunanya.
Sementara, juru bicara Stanford University Dee Mostofi menyatakan pihak kampus telah memantau penggunaan teknologi tersebut. Ia pun mengharapkan mahasiswa bisa menyelesaikan mata kuliah tanpa menggunakan bantuan yang dilarang aturan.
“Di sebagian besar mata kuliah, bantuan yang tidak diijinkan mencakup alat artificial intelligence seperti ChatGPT,” katanya.
Lantas, bagaimana penggunaan ChatGPT di kalangan mahasiswa di Indonesia?
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply