YOGYAKARTA, KalderaNews.com – Merdeka untuk Berkarya menjadi tema wisuda Universitas Sanata Dharma (USD). Pandemi jadi ajang mengembang diri.
Wisuda untuk program Diploma, Sarjana, Magister, dan Doktoral digelar di Auditorium Driyarkara, Kampus 2 USD, Mrican.
USD mewisuda 954 mahasiswa dari 1.165 lulusan yang tersebar di 9 fakultas dan 34 program studi selama periode yudisium Agustus 2022 – Januari 2023.
BACA JUGA:
- Cegah Kekerasan Seksual, USD Yogyakarta Lantik Satgas PPKS yang 90 Persennya Perempuan
- Dies Natalis ke-67 Universitas Sanata Dharma Refleksikan Tantangan Pendidikan Hari Ini dan Esok
- Universitas Sanata Dharma (USD), Satu-satunya Universitas Yesuit di Indonesia
Rektor USD, Albertus Bagus Laksana, SJ., S.S., PhD., mengatakan bahwa para wisudawan harus memiliki kemerdekaan untuk berkarya.
“Bertumbuh mekarlah dalam kebebasan yang sejati, yaitu merdeka atau bebas untuk memilih dan berbuat bagi diri dan dunia, mulai dari hal-hal yang kecil dan sederhana,” ujar Rektor Bagus Laksana.
Romo Bagus Laksana menyatakan, para wisudawan ini telah melewati perjalanan yang cukup panjang dan unik, karena melewati masa pandemi sebagai bagian dari tantangan untuk terus bertumbuh.
“Saya katakan, Merdeka Belajar atau Kampus Merdeka yang sebenarnya justru hadir dalam kehidupan sehari-hari sesudah kalian lulus. Setelah lulus ini kalian akan menjalani fase kehidupan baru yang berbeda dari masa kuliah,” katanya.
Tahun ini, USD juga meluluskan mahasiswa doktoral pertama, yakni Dr. Koniherawati dari Program Studi Kajian Budaya Program Magister.
“Semoga kelulusan doktor pertama ini menjadi wujud nyata komitmen USD untuk terbang lebih tinggi. Menawarkan pencerahan dan kemajuan bagi masyarakat. Sampai bertemu lagi sebagai alumni. Tuhan memberkati perjalanan hidup kalian. Ad Maiorem Dei Gloriam,” ungkap Romo Bagus Laksana.
Tantangan pandemi
Wisudawan terbaik dari Program Studi Sastra Indonesia, Cesilia Sasanda menyampaikan bahwa pengalaman masa pandemi telah mengajarkan banyak hal.
Menurut dia, masa pandemi menjadi masa-masa yang sulit untuk dihadapi bersama.
“Perubahan yang tiba-tiba terjadi membuat kita harus beradaptasi. Tantangan terbesarnya adalah menemukan semangat belajar di tengah masa pandemi,” katanya.
Tetapi pandemi, lanjut Cesilia, memberikan dia kesempatan untuk bebas mengembangkan diri, merdeka untuk berkarya.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply